Minggu 27 Oktober 2013, Paroki Santa Maria Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara Prov. Sumatera Utara (Keuskupan Agung Medan) adakan puncak acara Hari Pangan Sedunia di Tarutung.
Puncak acara perayaan diawali dengan ibadah Ekaristi di lapangan SMP Santa Maria Tarutung dipimpin oleh Pastor Markus Manurung (Ketua Komisi PSE Keuskupan Agung MEdan), Pastor Laurentius Sutarno, SJ (Pastor Paroki Santa Maria Tarutung), Pastor Mikhael Hutabarat, Pastor Marihot Simanjuntak (Direktur Seminari Menengah Parapat), dan Pastor/Biarawan/Biarawati lainnya.
Umat Katolik yang hadir dalam perayaan puncak ini berasal dari seluruh stasi se-Paroki Santa Maria Tarutung minus Siborongborong dan Pagaran yang masuk kedalam Paroki Lintongnihuta diperkirakan lebih kurang 3000 orang.
Selain dihadiri oleh umat Katolik, puncak acara ini juga dihadiri oleh Parlindungan Purba, SH, MM Anggota DPD RI asal Sumatera Utara selaku Ketua Forum Masyarakat Katolik Indonesia KAM, Viktor Silalahi Anggota DPRD Kabupaten Toba Samosir selaku Ketua Forum Masyarakat Katolik Indonesia Toba Samosir, dan Bupati Tapanuli Utra diwakili oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setdakab Tapanuli Utara Drs. Parsaoran Hutagalung.
Hari Pangan Sedunia Paroki Santa Maria Tarutung mengusung thema "Maka Allah Melihat Segala Yang DijadikanNYA Itu Sungguh Amat Baik" (Kej 1:31a).
Thema ini hendak mengajak segenap warga Katolik khususnya dan masyarakat pada umumnya agar menyadari pentingnya alam terpelihara dengan sebaik-baiknya, sebagaimana maksud Allah menjadikan semuanya sempurna untuk hidup dan kehidupan segala mahluk ciptanNYA.
Surung Sibarani, Ketua Panitia Perayaan Hari Pangan Sedunia Paroki Santa
Maria Tarutung dalam sambutan menyampaikan bahwa penyelenggaraan HPS
ini dimaksudkan untuk mengajak segenap umat Katolik dan dunia untuk
semakin peduli kepada alam, mengingat tingginya tingkat pengrusakan oleh
manusia atas alam yang hakekatnya harus terpelihara mengingat segala
mahluk di dunia tergantung pada alam.
Lebih lanjut Surung Sibarani menjelaskan bahwa rangkaian acara yang telah dilakukan oleh Panitia perayaan, diantaranya :
- 8 September 2013, Penghijauan di Hite Tano Siarangarang dengan menanam 3 Ha Pohon Pinus di lahan masyarakat;
- 20 Oktober 2013, Seminar/pelatihan pembuatan kompos (pupuk organik) di Wisma Lambert Tarutung;
- 26 Oktober 2013, Lomba Pidato, Tortor, dan Puisi tingkat SD, SMP, SMA/SMK di Wisma Lambert Tarutung;
- 27 Oktober 2013, Pengobatan gratis untuk masyarakat di Tarutung dan Pameran Aneka Ragam Makanan non Beras;
Ketua PSE Keuskupan Agung Medan Pastor Markus Manurung dalam sambutan menyatakan dan mengajak segenap umat Katolik untuk tidak pernah berhenti melanjutkan kegiatan Hari Pangan di lingkungan masing-masing dengan selalu mencintai alam, mengingat ketersediaan pangan masyarakat akan tergantung sepenuhnya kepada keterpeliharaan alam sekitar. Kerusakan alam akan membawa akibat kepada rusaknya atau menurunnya hasil produksi pertanian atau perkebunan atau perikanan masyarakat, yang akhirnya akan mengganggu kepada kehidupan manusia.
Sementara Parlingdungan Purba, SH, MM, anggota DPD RI asal Sumatera Utara yang juga Ketua Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Medan dalam sambutan menyampaikan terimakasih kepada umat di Paroki Santa Maria Tarutung yang telah turut ambil bagian dalam pemeliharaan alam, dan meminta kegiatan ini akan terus berkelanjutan, dan segala sesuatu yang menyangkut harkat dan martabat manusia khususnya umat Katolik dapat dibawakan dalam perbincangan Forum Masyarakat Katolik Indonesia ditingkat Kabupaten Tapanuli Utara.
Bupati Tapanuli Utara yang diwakili oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Drs. Parsaoran Hutagalung dalam sambutan menyampaikan terimakasih kepada umat Katolik yang telah turut aktif ambil bagian dalam mengelola alam ditandai dengan kegiatan penanaman pohon dan lainnya terlebih lagi dengan diadakannya pameran "keanekaragaman pangan non beras" oleh umat Katolik dari berbagai stasi di lingkungan Paroki Santa Maria Tarutung.
Pastor Laurentius Sutarno, SJ kepada media ini menyampaikan bahwa melalui pameran pangan non beras ini dimaksudkan untuk mengajak dan menjawab tantangan masa kini di tengah-tengah masyarakat, yakni adanya gejala di masyarakat khususnya anak-anak, meninggalkan makanan dari hasil bumi Indonesia, anak-anak mulai senang dengan makanan instan. Padahal, mereka tidak tahu
dari bahan apa makanan itu dibuat. Sehat apa tidak perlu dipertanyakan".
Masih menurut Pastor Laurentius Sutarno, SJ bahwa dengan pameran ini dimaksudkan untuk mengajak mendidik umat agar makan makanan berbasis lokal selain beras, seperti dari umbi-umbian dan jagung.
Photo liputan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar