Senin 5 September 2016, media ini melakukan penelusuran perkembangan Klinik Pelayanan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan Garoga, bertepatan dengan hari pekan di Kecamatan Garoga.
Camat Garoga Josua Situmeang yang langsung ditemui media ini di kantornya sebelum melakukan peninjauan lapangan mengatakan keberadaan Klinik Pelayanan Penyuluhan Pertanian yang dibuka di Garoga ini sangat berarti bagi masyarakat petani/pekebun di Garoga.
"Klinik Pelayanan Penyuluhan Pertanian yang dibuka oleh PPL Pertanian Kecamatan Garoga sangat penting artinya bagi masyarakat petani/pekebun di Garoga. Garoga sebagai wilayah terluas di Taput sangat mustahil mampu dilayani oleh PPL kita, dengan personil hanya 4 (empat) orang, akan banyak yang kedodoran," sebut Camat Garoga Josua mengawali pembicaraan.
"Klinik ini dibuka PPL untuk menjawab tantangan kami selaku Camat kepada Koordinator PPL, apa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggapi dan memberhasilkan visi kabupaten yaitu menjadikan Taput sebagai lumbung pangan, dengan mempertimbangkan jumlah personil dan cakupan wilayah kerja PPL, yang akhirnya PPL bersama USPIKA Garoga membuka Pos Pelayanan Penyuluhan Pertanian dan kita awali di pasar Garoga, pertama sekali di Kabupaten Tapanuli Utara," terang Camat Garoga Josua.
Selanjutnya media ini langsung mencari dan menemukan Klinik Pelayanan Penyuluhan Pertanian ke pasar Garoga, ternyata klinik telah dibuka dan sedang melayani masyarakat petani/pekebun dari beberapa kelompok tani dari beberapa desa. Terdapat beberapa brosur tentang pertanian di klinik ini, sayang, hanya photokopian, sehingga tampak kurang menarik bagi pembacanya .
Koordinator PPL Kecamatan Garoga Erwin Situmeang bersama PPL lainnya yang ditemui di tempat sedang memberikan beragam penjelasan dan petunjuk kepada masyarakat terkait kebutuhan petani / kelompok tani. Ada yang meminta penjelasan tentang RDKK, pemberdayaan kelompok tani, mengadukan hama yang menyerang lahan, usaha dan upaya peningkatan produksi hasil pertanian, dan lainnya.
Koordinator PPL Kecamatan Garoga Erwin Situmeang kepada media ini menjelaskan, semenjak pos atau klinik dibuka, banyak petani/pekebun yang datang untuk berbagai hal setiap hari pekannya, mereka kita layani dengan persaudaraan dan terbuka.
"Pertama sekali di Tapanuli Utara, klinik ini kita buka dengan nama Pos Pelayanan Penyuluhan Pertanian, kita melakukannya bersama dengan USPIKA Garoga, kita menyadari bahwa para petani/pekebun di Garoga sangat kesulitan untuk mendapat akses data/informasi pengelolaan pertanian, mereka membutuhkan dukungan dari siapa saja, peluang inilah yang kita ambil, berinteraksi dengan mereka di klinik ini. Selain itu kami selaku PPL sangat kesulitan untuk melayani petani/pekebun di seluruh desa, kesulitan mana karena luas wilayah, terluas di Tapanuli Utara, PPL disini hanya 4 (empat) orang," ujar Erwin mengawali.
"Banyak kesulitan yang kami alami di kecamatan ini untuk pelayanan, seperti minimnya biaya operasional penyuluhan, jumlah penyuluh yang terbatas, cara pandang dan penerimaan petani kepada PPL, dan lainnya, PPL berkantor di Kantor Camat karena tidak memiliki gedung kantor tersendiri, masyarakat petani/pekebun enggan mendatangi PPL ke kantor, dan banyak lainnya. Atas dasar faktor kesulitan inilah maka kami buka Pos atau klinik ini sebagai faktor peluang menuju keberhasilan membangun pertanian di Kecamatan Garoga," sebut Erwin lebih lanjut.
Dalam perbincangan dengan petani/kelompok tani di klinik ini diketahui bahwa benar para PPL tidak mampu melayani kebutuhan petani di Kecamatan Garoga. Mereka mengeluhkan minimnya tingkat kunjungan PPL kepada petani/kelompok tani di desa-desa.
"Kami belum pernah mengikuti kegiatan PPL di desa kami, kalau pun PPL datang ke desa hanya sekadar meminta data kelompok tani, meminta data usulan kebutuhan pertanian, kami belum merasakan apa yang terbaik kami lakukan untuk peningkatan hasil produksi pertanian di lahan kami," tegas bapak B.T. Sormin dari Padang Siandomang yang diamini oleh petani dari Desa Sibalanga dan lainnya
"Kami ingin melihat dan menyaksikan adanya demplot pertanian PPL yang berhasil dan lebih baik dari yang dilakukan oleh kami para petani, tetapi, kenyataannya itu belum pernah kami lihat. Kami juga ingin lebih maju dalam penerapan teknologi pertanian, termasuk kami ingin menanggalkan penggunaan pupuk kimia, tetapi kami kesulitan dalam pemahaman dan perangkat yang dibutuhkan untuk itu. Kami tidak memiliki biaya untuk pembelian mesin pencacah tumbuhan pembuatan pupuk dan pakan organik, benar kami pernah mengikuti penyuluhan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten yang dibawakan bapak Sofian Simanjuntak, tetapi semua itu tidak akan berarti kalau kami tidak dapat mengaplikasikannya," terang bapak B.T. Sormin lebih lanjut.
"Kalau memungkinkan, Pemerintah Kabupaten Taput kiranya dapat mengalokasikan pembiayaan kepada kami untuk pengadaan/pembelian mesin pencacah, saat ini kami lebih membutuhkan itu daripada bantuan traktor tangan. Kami juga membutuhkan alat semprot obat-obatan/POC, penyuluhan yang berkelanjutan baik dari PPL Kecamatan maupun dari tingkat kabupaten. Dengan ketersediaan alat dan kontinuitas penyuluhan, mudah-mudahan ketertinggalan kami dalam bidang pertanian dibandingkan dengan kecamatan lain akan mampu kami kejar," sebut bapak B.T. Sormin penuh harap kepada Bupati Tapanuli Utara.
Dipenghujung kunjungan media ini, Koordinator PPL Kecamatan Garoga menyampaikan optimismenya akan capaian keberhasilan klinik penyuluhan ini kedepan.
"Klinik ini akan kami jadikan jawaban kepada pimpinan mendukung pencapaian ketahanan pangan di Kecamatan Garoga, kami akan melakukannya secara berkelanjutan, di klinik ini kami bisa bertemu muka dengan setiap orang petani di Garoga, klinik ini menjadi solusi bagi setiap permasalahan yang mereka hadapi. Sedangkan harapan petani tentang ketersediaan alat seperti mesin pencacah tumbuhan yang dinamai Mesin Nikmat, penyuluhan yang berkelanjutan tentang pembuatan pupuk dan pakan organik, tata kelola atau budi daya pertanian, dan lainnya akan kami teruskan kepada pimpinan untuk mendapat respon," sebut Erwin mengakhiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar