Jumat 2 September 2016. Sebanyak dua tahapan perjalanan, Media ini melakukan anjangsana ke Kecamatan Parmonangan untuk melakukan eksplorasi (Eksplorasi adalah kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru) relung hati para petani/pekebun dalam menggeluti kehidupan pertanian/perkebunan serta untuk memaknai visi Kabupaten Tapanuli Utara 2014-2019 sebagai lumbung pangan melalui SDM Petani yang tangguh dan memiliki inovasi mewujudkan perkampungannya sebagai daerah wisata.
Langkah perdana Kamis 25 Agustus 2016 media ini mengunjungi Desa Manalu dan berkesempatan untuk bertemu muka dan berbincang dengan masyarakat tani setempat termasuk dengan masyarakat tani dari Desa Hutajulu seputar perkembangan usaha pertanian yang digeluti oleh masyarakat.
Petani/Pekebun di Desa Manalu dan Desa Hutajulu yang diamini oleh Tota Simamora dan Tahutan Nainggolan (mantan Sekcam Parmonangan) keduanya penduduk Desa Manalu kepada media ini mengatakan, "kami sudah bosan miskin, kami ingin terbangun dari kemiskinan kami melalui pertanian yang kami geluti selama ini. Tidak masanya lagi ditemu dapati petani yang miskin di zaman ini. Kami mau berubah, berubah dari pemahaman konvensional ke pemahaman yang lebih maju".
Koordinator PPL Kecamatan Parmonangan Jolois Sibagariang didampingi oleh PPL Linda Wati Sihite, Abner Lubis, Batu Dimpu Manullang dan Edi Waster Sinaga yang berada di Klinik Penyuluhan kepada media ini mengiyakan berbagai kelemahan dan kekurangan pada PPL yang bertugas di Kecamatan Parmonangan tanpa mengabaikan berbagai upaya dan usaha yang telah dilakukan untuk mendongkrak hasil produksi pertanian mpara petani/pekebun.
"Wilayah kerja PPL kita luas, walau jumlah desanya hanya 14, selain luas juga topografinya sulit untuk pelayanan. Jumlah PPL yang bertugas di Kecamatan ini hanya 4 orang ditambah kami selaku koordinator menjadi 5 orang, kami kesulitan menjangkau semua masyarakat tani kita. Walaupun PPL difasilitasi kenderaan roda dua, tetapi dengan medan berat Parmonangan ini, kenderaan itu pun sering takluk kepada alam yang dilaluinya," terang Jolois Sibagariang dan diamini oleh keempat PPL.
"Menyadari kekurangan atau kelemahan pelayanan kami kepada petani/pekebun, menjadi alasan bagi kami untuk membuka Klinik Penyuluh Pertanian ini, kami buka pada hari pekan sebanyak dua kali dalam sebulan di Pasar Aekraja, klinik ini menjadi tempat bagi kami untuk menyampaikan atau meneruskan program pemerintah kabupaten dalam bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan. Di klinik ini juga kami bersama-sama dengan para petani atau kelompok tani mendiskusikan berbagai ragam permasalahan yang dihadapi para petani," urai Jolois Sibagariang lebih lanjut.
Torang Manalu dari Poktan Ristaruli Desa Hutatinggi, Aloysius Manalu dari poktan Hobuk hobuk Desa Aekraja, Harjen Sinaga dari poktan Lamtama Desa Aekraja, Ranto Rumabutar dari poktan Bina Bersama Desa Lobu Sunut, Lambas Hutasoit dari poktan Sukamaju Desa Sisordak, anggota poktan Raptama Desa Ranggigit, Fretnal Manalu dari poktan Andalan Desa Hutatinggi dan Pardin Purba dari poktan Cinta Maju Desa Hutajulu Parbalik yang sengaja datang ke klinik penyuluhan dalam perbincanang dengan media ini mengaku selalu setia datang ke klinik untuk bertukar pikiran dan berdiskusi dengan para PPL semenjak klinik dibuka pertama sekali.
"Kami ini selalu menyempatkan diri datang ke klinik ini, kami rasakan besar manfaatnya bagi kami, di klinik ini kami dapat bertukar pikiran seputar permasalahan yang kami hadapi, bahkan diantara kami telah ada yang berhasil mengembangkan diri lebih baik dari lainnya, pengalamannya dan keberhasilannya menjadi pemicu bagi kami, lainnya untuk lebih berhasil kedepan," ujar Aloysius Manalu dari poktan Hobuk hobuk Desa Aekraja.
"Pemahaman kami yang konvensional, dengan produksi yang semakin menurun dari tahun ke tahun, mau atau tidak, kami harus berubah, harus mau mendengar dan melakukan saran tindak dari para PPL, kami telah menyadari bahwa para PPL yang ditempatkan Pemerintah di Parmonangan ini adalah penyuluh yang telah dipersiapkan atau dibekali lebih baik dari kami, dan mereka adalah mitra petani untuk kebangunan para petani," terang Ranto Rumabutar dari poktan Bina Bersama Desa Lobu Sunut.
Sementara Pardin Purba dari poktan Cinta Maju Desa Hutajulu Parbalik mengharapkan para PPL tidak surut dan tidak bisan dalam tugasnya memberikan penyuluhan.
"Kami para petani banyak kekurangan dalam menerima kehadiran PPL, kami selalu bermimpi, setiap saat PPL hadir di tengah-tengah kelompok tani, yang terpikir di hati dan pikiran kami adalah 'bantuan apa yang mau diberikan oleh pemerintah', walau benar kami memang membutuhkannya, tetapi itulah yang merusak cara berfikir dan bertindak kami, kami sering mengabaikan pikiran dan saran yang diberikan oleh PPL," ujar Pardin Purba.
Mengakhiri harapan para petani kepada Bupati Taput, Lambas Hutasoit dari poktan Sukamaju Desa Sisordak mengatakan, "mohon kami diberikan pemahaman yang utuh dibidang pertanian, bagaimana cara atau upaya untuk meremajakan lahan pertanian, pembuatan dan penggunaan pupuk organik, peternakan organik, dan lainnya. Kami telah kalah besar dari nenek moyang kami dalam bertani".
Mengakhiri harapan para petani kepada Bupati Taput, Lambas Hutasoit dari poktan Sukamaju Desa Sisordak mengatakan, "mohon kami diberikan pemahaman yang utuh dibidang pertanian, bagaimana cara atau upaya untuk meremajakan lahan pertanian, pembuatan dan penggunaan pupuk organik, peternakan organik, dan lainnya. Kami telah kalah besar dari nenek moyang kami dalam bertani".
Diakhir diskusi bersama PPL dan petani ini Koordinator PPL Kecamatan Parmonangan Jolois Sibagariang berjanji akan mengakomodir permasalahan-permasalahan yang disampaikan para petani, dan akan meneruskan dan memohon kesediaan Tim Penyuluh Pertanian dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dari unsur Kabupaten untuk melakukan penyuluhan dibidang pertanian, peternakan dan pemberdayaan masyarakat kepada masyarakat khususnya petani dan peternakan di Kecamatan Parmonangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar