"Bersama Membangun dan Mewujudkan Bona Pasogit Tapanuli Utara yang Sejahtera";
Tapanuli Utara Sebagai Lumbung Pangan Dan Lumbung Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas serta Daerah Wisata

Sabtu, 09 April 2011

Kandidat Bupati Taput Mulai Tebar Pesona

Pesta politik pemilukada Tapanuli Utara (Taput) baru akan digelar 2013 mendatang. Namun, aroma tebar pesona sudah mulai dilakukan para peminat kursi Taput 1. Tebar pesona gencar dilakukan para kandidat yang selama ini tinggal di luar Taput atau warga perantauan.
Demikian penilaian Roder Nababan, warga Taput yang banyak berkiprah di Jakarta, kepada JPNN di Jakarta, kemarin (8/4). Menurut pengacara lulusan SDN 3 Sarulla, Kecamatan Pahae Jae dan SMPN Sarulla itu, tebar pesona bukan hal yang diharamkan dalam dunia politik. Hanya saja yang disayangkan, tebar pesona terkesan hanya mencari simpati menjelang pemilukada saja.

Mestinya, lanjut alumni SMA Methodist II Medan itu, para kandidat mau menunjukkan kepeduliannya kepada kampung jauh hari sebelum pemilukada digelar. "Jika baru sekarang tebar pesona, malah tidak simpatik karena rakyat sudah pintar-pintar. Yang dinilai rakyat, apa yang mereka perbuat selama ini buat kampung. Tidak tiba-tiba menjelang pemilukada baru nongol," ujar Direktur Eksekutif LBH Sekolah Pusat itu.

Roder menyebut, setidaknya ada tiga kandidat yang selama ini tinggal di Jakarta. Yakni Sanggam Hutapea, Fatimah Hutabarat, dan Nikson Nababan, yang ketiganya merupakan pengusaha. "Kalau yang sudah lama di kampung, yang mau maju saya lihat ada nama Syamsul Sianturi," ujar Roder, alumni Universitas Kristen Indonesia Jakarta, yang belakangan kerap menjadi pengacara sengketa pemilukada di Mahkamah Konstitui (MK) itu.

Lebih lanjut dia mengatakan, kalau punya niat membangun kampung, tidak harus bupati. "Yang paling penting kita yang di perantauan harus bisa memotivator yang tinggal di kampung, membantu materiil maupun moril, atau memberikan contoh ke masyarakat. Jadi bukan harus jadi penguasa," terangnya. Menurutnya, idealnya calon selama ini sudah tinggal dan berkiprah untuk masyarakat di kampung, minimal 10 tahun.

"Kalau mau jadi bupati harus menunjukkan kecintaan ke kampung halaman paling sedikit 10 tahun berturut-turut," pungkas pria yang mengaku menyempatkan diri pulang kampung meski sibuk, paling tidak tiga pekan sekali. (sam/jpnn)

(http://www.jpnn.com/read/2011/04/09/89082/Kandidat-Bupati-Taput-Mulai-Tebar-Pesona-)