"Bersama Membangun dan Mewujudkan Bona Pasogit Tapanuli Utara yang Sejahtera";
Tapanuli Utara Sebagai Lumbung Pangan Dan Lumbung Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas serta Daerah Wisata

Rabu, 28 September 2011

Tahun Depan Ada Wajib Belajar 12 Tahun

Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan Pemerintah akan merintis wajib belajar 12 tahun pada 2012 setelah wajib belajar 9 tahun dinilai berhasil.
"Artinya wajib belajar 12 tahun itu mulai kita rintis tahun 2012, artinya kita rintis dahulu sembari nanti kita tunggu kira-kira anggaran 2013-2014. Begitu siap rintisannya, anggaran datang langsung sret!," katanya seusai rapat di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (27/9).

Menurut dia, pemerintah telah mengatasi berbagai hambatan dan masalah dalam program wajib belajar 9 tahun. Misalnya persoalan persoalan biaya. "Masih kita temui pungutan-pungutan dan sudah bisa kita selesaikan dengan cara BOS (bantuan operasional sekolah) kita naikkan, berarti urusan pembiayaan selesai," katanya.

Selain itu, menurut dia, masalah ruang kelas yang tidak layak juga menjadi masalah dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Kini pemerintah akan mempercepat rehabilitasi ruang sekolah SD dan SMP yang rusak berat melalui anggaran 2011 dan 2012.

Pemerintah akan melakukan sekitar 153 ribu ruang kelas SD dan SMP yang rusak berat pada 2011 dan 2012. Dana yang dibutuhkan total sebesar Rp20,4 triliun. Sedangkan masalah guru, pihaknya terus bekerja memperbaiki kualitas.

"Oleh karena itu, persoalan basis yang mendasar insya Allah sudah selesai, tinggal memelihara. Kalau sudah selesai apa mau tidur? kan 'ndak', oleh karena itu kita merintis untuk 12 tahunnya," katanya.

Ia mengatakan, salah satu usaha merintis ke arah wajib belajar 12 tahun adalah menyiapkan sekolah baik masalah pembiayaan maupun sarana prasarana seiring dengan peningkatan jumlah siswa SMA. "Partisipasi meningkatkan berarti menambah kapasitas menambah ruang kelas baru," katanya.

Sejauh ini, menurut dia, baru 70 persen angka partisipasi kasar SMA, sehingga bila nantinya angka partisipasi SMA naik 80 persen maka akan menambah jumlah siswa baru.

"Itu butuh berapa kelas harus disiapkan, harus dirintis juga," katanya. Ketiga, menurut dia juga perlu memikirkan ketersediaan guruMenteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan Pemerintah akan merintis wajib belajar 12 tahun pada 2012 setelah wajib belajar 9 tahun dinilai berhasil.

Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan Pemerintah akan merintis wajib belajar 12 tahun pada 2012 setelah wajib belajar 9 tahun dinilai berhasil.

"Artinya wajib belajar 12 tahun itu mulai kita rintis tahun 2012, artinya kita rintis dahulu sembari nanti kita tunggu kira-kira anggaran 2013-2014. Begitu siap rintisannya, anggaran datang langsung sret!," katanya seusai rapat di Kantor Wapres, Jakarta, Selasa (27/9).

Menurut dia, pemerintah telah mengatasi berbagai hambatan dan masalah dalam program wajib belajar 9 tahun. Misalnya persoalan persoalan biaya. "Masih kita temui pungutan-pungutan dan sudah bisa kita selesaikan dengan cara BOS (bantuan operasional sekolah) kita naikkan, berarti urusan pembiayaan selesai," katanya.

Selain itu, menurut dia, masalah ruang kelas yang tidak layak juga menjadi masalah dalam pelaksanaan wajib belajar 9 tahun. Kini pemerintah akan mempercepat rehabilitasi ruang sekolah SD dan SMP yang rusak berat melalui anggaran 2011 dan 2012.

Pemerintah akan melakukan sekitar 153 ribu ruang kelas SD dan SMP yang rusak berat pada 2011 dan 2012. Dana yang dibutuhkan total sebesar Rp20,4 triliun. Sedangkan masalah guru, pihaknya terus bekerja memperbaiki kualitas.

"Oleh karena itu, persoalan basis yang mendasar insya Allah sudah selesai, tinggal memelihara. Kalau sudah selesai apa mau tidur? kan 'ndak', oleh karena itu kita merintis untuk 12 tahunnya," katanya.

Ia mengatakan, salah satu usaha merintis ke arah wajib belajar 12 tahun adalah menyiapkan sekolah baik masalah pembiayaan maupun sarana prasarana seiring dengan peningkatan jumlah siswa SMA. "Partisipasi meningkatkan berarti menambah kapasitas menambah ruang kelas baru," katanya.

Sejauh ini, menurut dia, baru 70 persen angka partisipasi kasar SMA, sehingga bila nantinya angka partisipasi SMA naik 80 persen maka akan menambah jumlah siswa baru.

"Itu butuh berapa kelas harus disiapkan, harus dirintis juga," katanya. Ketiga, menurut dia juga perlu memikirkan ketersediaan guru


(http://www.mediaindonesia.com/read/2011/09/27/263369/293/14/Tahun-Depan-Ada-Wajib-Belajar-12-Tahun)