Jumat 22 Juli 2016, Pasar lelang hasil pertanian Taput di Tarutung mendapat respon yang semakin baik dan positif dari para petani Cabai Merah di Tarutung dan kecamatan terdekat seperti Kec Pangaribuan, Kec Sipoholon, Kec. Adiankoting
Pasar lelang yang dibuka dengan harga dasar Rp 18.000/Kg mendapat kepercayaan petani Cabai sebanyak 1.174 Kg dengan harga jual terendah sebesar Rp 22.500 dan tertinggi sebesar Rp 25.500.
Pasar lelang yang dibuka dengan harga dasar Rp 18.000/Kg mendapat kepercayaan petani Cabai sebanyak 1.174 Kg dengan harga jual terendah sebesar Rp 22.500 dan tertinggi sebesar Rp 25.500.
Pertama sekali tiba di Pasar Lelang Tarutung adalah petani dari Kecamatan Pangaribuan tepatnya dari Desa Silantom Julu, Pasaribu didampingi oleh Kepala Desa Silantom Julu Kardiman Siregar. dan Koordinator PPL Pangaribuan Sibarani dengan produksi/panen +/- 304 Kg terjual dengan lelang seharga Rp 24.500/Kg.
Kepala BP4K Sondang EY. Pasaribu kepada media ini mengatakan bahwa masyarakat tani di kota Tarutung mulai membicarakan penyelenggaraan pasar lelang di kalangan petani, umumnya disambut hangat dan mendapat respon positif.
"Semenjak pasar lelang kita buka di Tarutung, dan trend panen Cabai merah meningkat saat ini, hasil survey kita di kalangan petani menunjukkan bertambahnya kepercayaan petani pada penyelenggaraan pasar lelang, kita meyakini bahwa petani di kota Tarutung sekitarnya akan melimpahkan panennya ke pasar lelang karena pasar lelang memberikan harapan yang lebih baik dari sisi nilai jual produk Cabai merah dibandingkan dengan petani menjual secara langsung kepada pedagang," terang Kepala BP4K Sondang EY. Pasaribu.
Terpisah salah seorang petani di Tarutung, Bapak Ridwan Hutabarat dari Kel. Partali Toruan, yang telah menggeluti pertanian Cabai merah ini selama 15 tahun kepada media ini menyatakan sangat senang dengan adanaya pasar lelang ini.
"Kami sudah menggeluti pertanian cabai merah ini selama 15 tahun, produk kami jual kepada pedagang, dimana pedagang langsung turun ke area pertanaman kita, umumnya mereka menentukan harga jual hanya selisih Rp 2000 - Rp 4000 per-Kg dari biaya produksi, sementara mereka mengambil untung yang sangat besar dari pasar tujuannya," urai Ridwan Hutabarat.
"Kami mendengar pembicaraa di pasar dan di kalangan petani, bahwa pasar lelang telah dimuai di Tarutung, hal itu membawa kami ke pasar ini di minggu yang lalu, kami coba ikuti dengan seksama, kami melihat prosesnya, kami melihat upaya penyelenggara yang berusaha melindungi kami para petani, kami merasa bersyukur, kami percaya niat baik Pemkab Taput ini, untuk mendukung dan melindungi petani Cabai Merah", urai Ridwan Hutabarat lebih lanjut.
Terkait dengan upaya peningkatan produksi pertanian di Taput khususnya di Tarutung menurut Hutabarat, Pemkab Taput perlu melakukan penelitian di pasar yang secara berkelanjutan, khususnya hal ketersediaan pupuk yang asli.
"Kami para petani selalu merasa waswas dengan peredaran pupuk, kami telah peranah alami gagal produksi pertanian, kami menggunakan pupuk yang tidak benar, pupuk yang kita tebar tidak pernah terurai hingga tiba masa panen," terang Ridwan Hutabarat dengan bersedih.
"Mungkin perlu disediakan oleh Pemkab Laboratorium pertanian, hal itu untuk melakukan analisis atas pupuk yang beredar, kami petani sangat perlu suatu kepastian bahwa produk pupuk yang kami gunakan benar benar asli", harap Ridwan Hutabarat lebih jauh.
Terkait dengan kondisi pertanaman saat ini di Tarutung sekitarnya, Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu mengingatkan Pokja agar mengantisipasinya sejak dini. "Pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, menurut para petani dan hasil survey yang kita lakukan baik di kalangan petani maupun pedagang pembeli, produksi Cabai Merah di Tarutung sekitarnya pada panen raya bulan Oktober hingga Januari tahun berikutnya diperkirakan sebanyak +/- 100 Ton setiap minggu. sangat kita harapkan Pokja Pelelangan ini akan tetap solid memberhasilkan program ini, kita harapkan Pokja ini akan berhasil mendatangkan pedagang besar, sehingga pada setiap lelang akan berhasil dengan baik," sebut Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu.
Diakhir perbincangan media ini dengan Bapak Ridwan Hutabarat, dijelaskan oleh beliau, bahwa produksi Cabai Merah di Tarutung saat panen raya, pedagang pembeli dua kali hadir di Tarutung, setiap Rabu dan Sabtu, sehingga disiasati oleh pasar lelang.
"Pada saat panen raya, biasanya para pedagang besar datang ke Tarutung ini dengan membawa +/- 50 Ton Cabai pada hari Rabu dan +/- 50 Ton Cabai pada hari Sabtu. Pasar lelang ini perlu mengatisipasinya, sehingga tidak terjadi penurunan harga jual yang ekstrim nantinya, juga dengan membuka pasar lelang sebanyak dua kali dalam seminggu nantinya, mungkin hari Selasa dan Jumat" harap Ridwan Hutabarat mengakhiri.
Anggota Pokja yang hadir di pasar lelang ini diantaranya Pokja I : Kadis Pertanian dan Perkebunan Tony Simangunsong, Kepala Bp4K Sondang E.Y. Pasaribu; Pokja II : Kepala Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Alex Gultom; Pokja III : Direktur Perusda Pertanian Siswanto Hutasoit, Kabid Informatika Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika; Pokja IV : Kabag Hukum dan Perundang-undangan Alboin Butarbutar
Photo liputan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar