Jumat 12 Agustus 2011. Selama dua hari berturut-turut (11-12 Agustus 2016) Pemkab Taput menyelenggarakan penyuluhan pembuatan pakan ternak, penggandaan EM4 dan pembuatan arang sekam kepada masyarakat tani di desa Silantom Tonga, desa Rahut Bosi, dan desa Lumban Sinaga-Simatupang Kecamatan Pangaribuan.
Pemkab Taput melalui instansi yang membidangi ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat masing-masing Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Badan P4K, Kantor Ketahanan Pangan dan Badan Pemmas Pemdes untuk mempercepat perwujudan visi Taput dalam ketahanan pangan (Taput lumbung pangan) telah melakukan kegiatan ini lebih kurang dua tahun dengan menyasar masyarakat tani yang tergabung didalam kelompok tani-kelompok tani yang tersebar di setiap desa di setiap kecamatan se-Taput. Kelima instansi yang membidangi pertanian dan pemberdayaan masyarakat ini sangat intens melakukan penyuluhan dengan harapan, para petani/pekebun di Taput akan tertingkatkan pemahamannya dalam bidang pertanian/perkebunan, perikanan dan peternakan, dengan memanfaatkan potensi tanaman atau tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan masyarakat.
Kakan Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak mengawali kegiatan penyuluhan kepada para peserta yang hadir baik kelompok tani dan aparatur desa menjelaskan pentingnya inovasi masyarakat tani untuk meningkatkan hasil produksi pertanian/perkebunan dan perikanan/peternakan yang dikelola masyarakat dengan mamanfaatkan tanaman atau tumbuhan yang ada di sekitar dengan tidak merusak lingkungan.
"Pemkab Taput mengajak segenap masyarakat tani di Taput meningkatkan kemampuannya masing-masing dengan berinovasi untuk menambah hasil produksi pertanian atau peternakannya masing-masing. Petani/Pekebun/Peternak harus memiliki kemampuan meningkatkan hasil produksi tanpa melakukan perluasan areal dan peternak harus berhasil meningkatkan bobot ternak tanpa menambah jumlah ternak yang dikelola," ujar Sofian Simanjuntak.
"Untuk mewujudkan itu, petani harus memiliki niat untuk tumbuh dan berkembang, memiliki kemampuan untuk mengamati, memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru, memiliki kemampuan untuk bekerja, bekerja, dan bekerja secara berkesinambungan," seru Sofian Simanjuntak lebih lanjut.
"Kami telah melakukan survey yang mendalam tentang tata cara petani/pekebun/peternak melakukan kegiatannya, dimana hasil akhir yang diperoleh belum secara signifikan mengangkat derajat hidup dan ekonomi rumah tangga masing-masing, bahkan sering kami dengar keluhan yang mengatakan bahwa hasil kegiatan itu banyak yang rugi. Atas dasar itulah kami berkepentingan untuk turun dan bertemu secara langsung dengan segenap masyarakat tani, dengan tujuan, kita dapat berdiskusi dan kami dapat memberikan tata cara pengolahan limbah dan tumbuhan yang ada di lingkungan menjadi bermanfaat kepada peningkatan ekonomi rumah tangga masyarakat tani. Kesempatan ini akan kami gunakan untuk memperkenalkan dan mempraktekkan cara pengolahan atau pembuatan pakan ternak, penggandaan EM4, dan peremajaan lahan pertanian," terang Sofian lebih lanjut.
Tim Terpadu yang membidangi ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat ini selanjutnya mempraktekkan metoda pembuatan pakan ternak, pembuatan arang sekam dan penggandaan EM4 dengan teknologi tepat guna. Dengan cara sederhana dan memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan yang didapat disekitar lingkungan masyarakat, setelah dilakukan perajangan dan dimasukkan ke mesin pencacah selanjutnya dilakukan pencampuran dengan bahan lainnya, dalam waktu singkat telah dihasilkan bahan dasar yang lengkap keperluan pakan ternak, tinggal menunggu waktu fermentase selama 24 (dua puluh empat) jam sudah dapat diberikan sebagai konsumsi ternak.
Kadis Perikanan dan Peternakan Longgos Pandiangan kepada masyarakat tani menjelaskan bahwa pakan ternak dengan pengolahan ini apabila diberikan kepada ternak Babi atau Ayam akan mampu meningkatkan hasil produksi baik dari sisi waktu pembesaran maupun bobot/berat ternak. Misal ternak Babi, secara tradisional di lingkungan Taput produksi yang baik itu setelah pemeliharaan selama satu tahun, dengan mengkonsumsi pakan ini, telah dipraktekkan, dalam enam bulan telah memenuhi syarat pasar, dimana pertumbuhan berat badan ternak mencapai 0,3-0,5 ons per-hari, sementara kebutuhan pakan hanya 10% dari bobot ternak setiap harinya.
"Kami mengajak segenap masyarakat tani dan peternak untuk memberikan pakan ini kepada ternak peliharaannya, yang dibuat sendiri oleh masyarakat dengan bahan-bahan yang ada disekitar, dengan metoda ini masa dan hasil produksi akan meningkat, dan pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi rumah tangga petani/peternak," terang Longgos Pandiangan.
Selain melakukan praktek pembuatan pakan dan lainnya, tim ini juga melakukan diskusi bersama para anggota kelompok tani dan perangkat desa pada Kamis malam di desa Rahutbosi. Kesempatan ini digunakan karena tim beristirahat dan bermalam di desa ini setelah pada siang harinya melakukan penyuluhan di desa Silantom Tonga. Seluruh masyarakat tani yang ikut dalam diskusi ini sangat antusias menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dan tim juga antusias memberikan pikiran, masukan dan saran kepada masyarakat hanya dan untuk peningkatan ekonomi rumah tangga masyarakat tani.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BAPEMMAS DAN PEMDES) Eliston Tobing mengajak segenap aparatur desa agar selalu menyadari arti dan peran aparatur desa di tengah-tengah masyarakat desa.
"Kita sebagai aparatur di tengah-tengah masyarakat adalah abdi negara dan abdi masyarakat, kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat adalah untuk menjawab permasalahan di tengah-tengah masyarakat, dengan harapan masyarakat terbebas dari permasalahannya, sedemikian, diharapkan rumah tangga-rumah tangga akan kuat baik secara ekonomi maupun secara sosial. Dengan menguatnya rumah tangga maka kita harapkan desa akan menjadi kuat. Dengan kuatnya desa, maka kecamatan juga akan kuat Dengan kuatnya setiap kecamatan maka Kabupaten juga akan menjadi kuat'" terang Eliston Tobing.
Camat Pangaribuan Josua Napitupulu dalam kegiatan ini mengambil peran yang sangat menggugah, berperan sebagai pelaku pengolah pakan,dengan mengabaikan pribadinya sebagai pimpinan wilayah di Kecamatan Pangaribuan.
"Saya sebagai Camat Pangaribuan mengajak seluruh warga desa, seluruh anggota kelompok tani untuk mau dan berusaha sekuat-kuatnya membangun rumah tangga masing-masing, mari kita lakukan bersama, dengan kita bersama maka kemajuan dan peningkatan ekonomi akan kita miliki," seru Josua Napitupulu.
Sementara masyarakat tani di setiap desa mengharapkan agar teknologi berupa mesin pencacah dan peralatan pembuatan arang yang dipergunakan oleh tim dapat dimiliki oleh masyarakat desa, baik perorangan kelompok atau pun melalui BUMDesa. Dengan memiliki peralatan dimaksud, menurut masyarakat desa, maka kegiatan pertanian akan lebih menggeliat karena masyarakat tani akan dapat memproduksi sendiri kompos yang dibutuhkan, memproduksi sendiri pakan untuk ternak, dan melakukan penyehatan atau peremajaan lahan pertanian. Juga diharapkan agar kegiatan sejenis dapat dilakukan kembali nantinya, karena para petani juga ingin memperbaharui pola yang telah dikenal secara turun temurun untuk peningkatan produksi dan daya saing hasil pertanian dengan daerah lain.
Mengakhiri setiap sesi di setiap desa Kakan Ketahanan Pangan dan Tim mengajak masyarakat desa untuk memahami dengan benar semboyan perubahan yang digaungkan oleh Bupati/Wakil Bupati Taput saat ini, dimana perubahan pola pikir dan pola tindak di tengah-tengah masyarakat Taput menjadi sasaran utama karena menjadi kunci keberhasilan peningkatan ekonomi.
"kami mengajak masyarakat Taput khususnya masyarakat tani untuk mau berubah melakukan kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan dari pola tradisional ke pola yang lebih maju dengan memanfaatkan segala potensi alam yang ada disekitar masyarakat itu sendiri. Kita harus berhasil menjadi petani organik, kita harus berhasil mewariskan lahan pertanian saat ini menjadi lahan pertanian yang lebih baik dengan cara peremajaan lahan kepada anak cucu kita dimasa depan," tandas Kakan Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak.
Pemkab Taput melalui instansi yang membidangi ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat masing-masing Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Badan P4K, Kantor Ketahanan Pangan dan Badan Pemmas Pemdes untuk mempercepat perwujudan visi Taput dalam ketahanan pangan (Taput lumbung pangan) telah melakukan kegiatan ini lebih kurang dua tahun dengan menyasar masyarakat tani yang tergabung didalam kelompok tani-kelompok tani yang tersebar di setiap desa di setiap kecamatan se-Taput. Kelima instansi yang membidangi pertanian dan pemberdayaan masyarakat ini sangat intens melakukan penyuluhan dengan harapan, para petani/pekebun di Taput akan tertingkatkan pemahamannya dalam bidang pertanian/perkebunan, perikanan dan peternakan, dengan memanfaatkan potensi tanaman atau tumbuhan yang ada di sekitar lingkungan masyarakat.
Kakan Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak mengawali kegiatan penyuluhan kepada para peserta yang hadir baik kelompok tani dan aparatur desa menjelaskan pentingnya inovasi masyarakat tani untuk meningkatkan hasil produksi pertanian/perkebunan dan perikanan/peternakan yang dikelola masyarakat dengan mamanfaatkan tanaman atau tumbuhan yang ada di sekitar dengan tidak merusak lingkungan.
"Pemkab Taput mengajak segenap masyarakat tani di Taput meningkatkan kemampuannya masing-masing dengan berinovasi untuk menambah hasil produksi pertanian atau peternakannya masing-masing. Petani/Pekebun/Peternak harus memiliki kemampuan meningkatkan hasil produksi tanpa melakukan perluasan areal dan peternak harus berhasil meningkatkan bobot ternak tanpa menambah jumlah ternak yang dikelola," ujar Sofian Simanjuntak.
"Untuk mewujudkan itu, petani harus memiliki niat untuk tumbuh dan berkembang, memiliki kemampuan untuk mengamati, memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang baru, memiliki kemampuan untuk bekerja, bekerja, dan bekerja secara berkesinambungan," seru Sofian Simanjuntak lebih lanjut.
"Kami telah melakukan survey yang mendalam tentang tata cara petani/pekebun/peternak melakukan kegiatannya, dimana hasil akhir yang diperoleh belum secara signifikan mengangkat derajat hidup dan ekonomi rumah tangga masing-masing, bahkan sering kami dengar keluhan yang mengatakan bahwa hasil kegiatan itu banyak yang rugi. Atas dasar itulah kami berkepentingan untuk turun dan bertemu secara langsung dengan segenap masyarakat tani, dengan tujuan, kita dapat berdiskusi dan kami dapat memberikan tata cara pengolahan limbah dan tumbuhan yang ada di lingkungan menjadi bermanfaat kepada peningkatan ekonomi rumah tangga masyarakat tani. Kesempatan ini akan kami gunakan untuk memperkenalkan dan mempraktekkan cara pengolahan atau pembuatan pakan ternak, penggandaan EM4, dan peremajaan lahan pertanian," terang Sofian lebih lanjut.
Tim Terpadu yang membidangi ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat ini selanjutnya mempraktekkan metoda pembuatan pakan ternak, pembuatan arang sekam dan penggandaan EM4 dengan teknologi tepat guna. Dengan cara sederhana dan memanfaatkan berbagai jenis tumbuhan yang didapat disekitar lingkungan masyarakat, setelah dilakukan perajangan dan dimasukkan ke mesin pencacah selanjutnya dilakukan pencampuran dengan bahan lainnya, dalam waktu singkat telah dihasilkan bahan dasar yang lengkap keperluan pakan ternak, tinggal menunggu waktu fermentase selama 24 (dua puluh empat) jam sudah dapat diberikan sebagai konsumsi ternak.
Kadis Perikanan dan Peternakan Longgos Pandiangan kepada masyarakat tani menjelaskan bahwa pakan ternak dengan pengolahan ini apabila diberikan kepada ternak Babi atau Ayam akan mampu meningkatkan hasil produksi baik dari sisi waktu pembesaran maupun bobot/berat ternak. Misal ternak Babi, secara tradisional di lingkungan Taput produksi yang baik itu setelah pemeliharaan selama satu tahun, dengan mengkonsumsi pakan ini, telah dipraktekkan, dalam enam bulan telah memenuhi syarat pasar, dimana pertumbuhan berat badan ternak mencapai 0,3-0,5 ons per-hari, sementara kebutuhan pakan hanya 10% dari bobot ternak setiap harinya.
"Kami mengajak segenap masyarakat tani dan peternak untuk memberikan pakan ini kepada ternak peliharaannya, yang dibuat sendiri oleh masyarakat dengan bahan-bahan yang ada disekitar, dengan metoda ini masa dan hasil produksi akan meningkat, dan pada akhirnya akan meningkatkan ekonomi rumah tangga petani/peternak," terang Longgos Pandiangan.
Selain melakukan praktek pembuatan pakan dan lainnya, tim ini juga melakukan diskusi bersama para anggota kelompok tani dan perangkat desa pada Kamis malam di desa Rahutbosi. Kesempatan ini digunakan karena tim beristirahat dan bermalam di desa ini setelah pada siang harinya melakukan penyuluhan di desa Silantom Tonga. Seluruh masyarakat tani yang ikut dalam diskusi ini sangat antusias menyampaikan berbagai permasalahan yang dihadapi dan tim juga antusias memberikan pikiran, masukan dan saran kepada masyarakat hanya dan untuk peningkatan ekonomi rumah tangga masyarakat tani.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BAPEMMAS DAN PEMDES) Eliston Tobing mengajak segenap aparatur desa agar selalu menyadari arti dan peran aparatur desa di tengah-tengah masyarakat desa.
"Kita sebagai aparatur di tengah-tengah masyarakat adalah abdi negara dan abdi masyarakat, kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat adalah untuk menjawab permasalahan di tengah-tengah masyarakat, dengan harapan masyarakat terbebas dari permasalahannya, sedemikian, diharapkan rumah tangga-rumah tangga akan kuat baik secara ekonomi maupun secara sosial. Dengan menguatnya rumah tangga maka kita harapkan desa akan menjadi kuat. Dengan kuatnya desa, maka kecamatan juga akan kuat Dengan kuatnya setiap kecamatan maka Kabupaten juga akan menjadi kuat'" terang Eliston Tobing.
Camat Pangaribuan Josua Napitupulu dalam kegiatan ini mengambil peran yang sangat menggugah, berperan sebagai pelaku pengolah pakan,dengan mengabaikan pribadinya sebagai pimpinan wilayah di Kecamatan Pangaribuan.
"Saya sebagai Camat Pangaribuan mengajak seluruh warga desa, seluruh anggota kelompok tani untuk mau dan berusaha sekuat-kuatnya membangun rumah tangga masing-masing, mari kita lakukan bersama, dengan kita bersama maka kemajuan dan peningkatan ekonomi akan kita miliki," seru Josua Napitupulu.
Sementara masyarakat tani di setiap desa mengharapkan agar teknologi berupa mesin pencacah dan peralatan pembuatan arang yang dipergunakan oleh tim dapat dimiliki oleh masyarakat desa, baik perorangan kelompok atau pun melalui BUMDesa. Dengan memiliki peralatan dimaksud, menurut masyarakat desa, maka kegiatan pertanian akan lebih menggeliat karena masyarakat tani akan dapat memproduksi sendiri kompos yang dibutuhkan, memproduksi sendiri pakan untuk ternak, dan melakukan penyehatan atau peremajaan lahan pertanian. Juga diharapkan agar kegiatan sejenis dapat dilakukan kembali nantinya, karena para petani juga ingin memperbaharui pola yang telah dikenal secara turun temurun untuk peningkatan produksi dan daya saing hasil pertanian dengan daerah lain.
Mengakhiri setiap sesi di setiap desa Kakan Ketahanan Pangan dan Tim mengajak masyarakat desa untuk memahami dengan benar semboyan perubahan yang digaungkan oleh Bupati/Wakil Bupati Taput saat ini, dimana perubahan pola pikir dan pola tindak di tengah-tengah masyarakat Taput menjadi sasaran utama karena menjadi kunci keberhasilan peningkatan ekonomi.
"kami mengajak masyarakat Taput khususnya masyarakat tani untuk mau berubah melakukan kegiatan pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan dari pola tradisional ke pola yang lebih maju dengan memanfaatkan segala potensi alam yang ada disekitar masyarakat itu sendiri. Kita harus berhasil menjadi petani organik, kita harus berhasil mewariskan lahan pertanian saat ini menjadi lahan pertanian yang lebih baik dengan cara peremajaan lahan kepada anak cucu kita dimasa depan," tandas Kakan Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar