Senin, 18 Januari 2016. "Kalau saya bisa usul hari ini bentuklah yang namanya koperasi siswa. Kalau mini market itu milik pribadi kenapa tidak kita buat "Madumamart" milik alumni SMPN 1 Tarutung." Hal ini disampaikan Bupati Taput Drs. Nikson Nababan dalam sambutannya yang disampaikan dihadapan para alumni, guru-guru dan siswa SMPN 1 Tarutung pada Acara Reuni Akbar Alumni SMPN1 Tarutung di Sopo Partungkoan Tarutung yang turut dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Taput Fatimah Hutabarat yang juga Ketua Pelaksana acara Reuni Akabar SMPN 1 Tarutung Tapanuli Utara dan seluruh pimpinan SKPD Taput.
"Jadi semua para alumni berkumpul mengumpulkan dana dan bentuk yang namanya mart yang berkaitan dengan MEA, saya punya rencana mudah-mudahan di akhir 2016, saya bukan anti yang namanya indomart, alphamart dan lain sebagainya, tetapi saya minta ekonomi mikro masyarakat Taput bangkit. Mudah-mudahan rencana kami bisa terlaksana bahwa di setiap kecamatan akan kita bentuk koperasi yang bisa bersaing dengan mart-mart tersebut terserah namanya apa," kata Bupati.
"Katakan itu terlalu besar, dirikan koperasi sekolah yang menyediakan baju, ATK, dll jadi siswa bisa belanja disitu yang penting harganya jelas. Jangan harga di koperasi sekolah berbeda dengan di pasaran atau malah lebih mahal," lanjutnya.
"Dan suatu saat saya bermimpi kelontong-kelontong akan kita satukan untuk mendirikan mart-mart. jadi barangkali 4 tahun mendatang kita belanja lebih memilih tempat belanja yang nyaman. Nyaman kualitasnya nyaman harganya dan nyaman sebagainya. Kalau kita belanja di suatu toko sudah tertentu harganya. Jadi ini harus kita sikapi, masyarakat dan pemda, jika tidak maka kita tidak akan bisa bergerak maju atau ambil bagian dalam perkembangan ekonomi ke depan," ujarnya.
Dalam kesempatan ini bupati juga menyarankan agar bahasa yang dikuasai para siswa dalam menghadapi persaingan kedepan ditambah. "Selama ini bahasa yang dipelajari disekolah adalah bahasa Inggris atau bahasa Jepang seperti di SMPN 1 Tarutung, bisa diberikan ekstrakulikuler lainnya seperti bahasa Jerman atau bahasa China."
Bupati juga menyoroti bagaimana menyadarkan pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak. Dimana orang tua sudah lebih percaya anaknya bisa pintar hanya dengan sekolah. Tidak ada penelitian yang mengatakan bahwa hanya dengan guru anak-anak bisa pintar. Orang tua sudah semakin tidak peduli dan apatis akan masa depan anak. Untuk itu Bupati berharap kepada alumni jangan kita hanya melakukan ceremonial saja tapi harus ada goal yang dicapai.
Demi mewujudkan dan tercapainya pendirian koperasi di SMPN 1 Tarutung, Bupati menyumbang dana awal sebesar 10 Juta Rupiah dan mempersembahkan dua tembang demi mengumpulkan dana dari alumni dan hadirin yang berada pada acara Reuni Akbar SMPN1 Tarutung hingga terkumpul dana tambahan sebesar Rp. 21.600.000.
"Jadi semua para alumni berkumpul mengumpulkan dana dan bentuk yang namanya mart yang berkaitan dengan MEA, saya punya rencana mudah-mudahan di akhir 2016, saya bukan anti yang namanya indomart, alphamart dan lain sebagainya, tetapi saya minta ekonomi mikro masyarakat Taput bangkit. Mudah-mudahan rencana kami bisa terlaksana bahwa di setiap kecamatan akan kita bentuk koperasi yang bisa bersaing dengan mart-mart tersebut terserah namanya apa," kata Bupati.
"Katakan itu terlalu besar, dirikan koperasi sekolah yang menyediakan baju, ATK, dll jadi siswa bisa belanja disitu yang penting harganya jelas. Jangan harga di koperasi sekolah berbeda dengan di pasaran atau malah lebih mahal," lanjutnya.
"Dan suatu saat saya bermimpi kelontong-kelontong akan kita satukan untuk mendirikan mart-mart. jadi barangkali 4 tahun mendatang kita belanja lebih memilih tempat belanja yang nyaman. Nyaman kualitasnya nyaman harganya dan nyaman sebagainya. Kalau kita belanja di suatu toko sudah tertentu harganya. Jadi ini harus kita sikapi, masyarakat dan pemda, jika tidak maka kita tidak akan bisa bergerak maju atau ambil bagian dalam perkembangan ekonomi ke depan," ujarnya.
Dalam kesempatan ini bupati juga menyarankan agar bahasa yang dikuasai para siswa dalam menghadapi persaingan kedepan ditambah. "Selama ini bahasa yang dipelajari disekolah adalah bahasa Inggris atau bahasa Jepang seperti di SMPN 1 Tarutung, bisa diberikan ekstrakulikuler lainnya seperti bahasa Jerman atau bahasa China."
Bupati juga menyoroti bagaimana menyadarkan pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak. Dimana orang tua sudah lebih percaya anaknya bisa pintar hanya dengan sekolah. Tidak ada penelitian yang mengatakan bahwa hanya dengan guru anak-anak bisa pintar. Orang tua sudah semakin tidak peduli dan apatis akan masa depan anak. Untuk itu Bupati berharap kepada alumni jangan kita hanya melakukan ceremonial saja tapi harus ada goal yang dicapai.
Demi mewujudkan dan tercapainya pendirian koperasi di SMPN 1 Tarutung, Bupati menyumbang dana awal sebesar 10 Juta Rupiah dan mempersembahkan dua tembang demi mengumpulkan dana dari alumni dan hadirin yang berada pada acara Reuni Akbar SMPN1 Tarutung hingga terkumpul dana tambahan sebesar Rp. 21.600.000.
Photo Liputan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar