Harga cabai merah di Taput menukik tajam. Hal itu tampak dalam lelang yang dilakukan Pasar Lelang Tapanuli Utara hari ini di pasar tradisional Siborongborong.
Para petani cabai merah yang mempercayakan panennya di pasar lelang merasa frustasi dengan anjloknya harga saat ini, setelah sebelumnya sempat menikmati harga lelang yang lumayan tinggi tetapi perlahan dan pasti semakin anjlok di level Rp 18.000 per-Kg hari ini.
Sementara para pedagang yang terlibat di pasar lelang hari ini sangat berhati-hati memberikan penawaran harga, menurut para pedagang, fluktuasi harga pasar yang tidak menentu memaksa mereka untuk menahan diri. "Karena harga pasar selalu berubah ubah setiap saat, kami menjadi khawatir juga melakukan transaksi yang besar, takutnya besok harga semakin jatuh, kami bisa rugi besar", ujar Ny. Aritonang br. Simatupang, yang dalam empat kali lelang selalu hadir dan melakukan transaksi pembelian cabai merah.
Amatan media ini di pasar lelang, Tim Pokja Pasar Lelang Taput juga sedikit gamang dengan kondisi anjloknya harga cabai saat ini, terlihat dari berkurangnya pasokan dari petani, yang dilelang hanya sebanyak 1.546 Kg menurun dari pelaksanaan lelang sebelumnya. "Mungkin petani belum memanen cabai saat ini, termasuk faktor cuaca di sentra produksi, khawatir dengan anjloknya harga, kemungkinan dibiarkan lebih matang di batang," ujar beberapa orang Petugas Penyuluh Pertanian (PPL) yang turut hadir di pasar lelang ini mengiringi para petani dari daerah binaan masing-masing.
Belum tersosialisasikannya pelaksanaan pasar lelang ini dengan baik di tingkat petani di Taput ditenggarai termasuk pemicu berkurangnya pasokan cabai ke pasar lelang, termasuk keterlambatan petani mendaftarkan produknya sebagai bahan lelang kepada tim pokja sesuai waktu yang telah ditentukan tim. "Kita tidak menerima pendaftaran produk peserta lelang setelah pukul 17.30 WIB, karena kita akan menutup pelaksanaan lelang pukul 18.00 WIB. Masalah jadwal pendaftaran produk sudah ditugaskan kepada para PPL untuk menyebarkan informasinya kepada para petani, kita sangat berharap agar para PPL ke depan ini semakin intensif berkomunikasi kepada para petani, termasuk memberikan laporan kepada Pokja hal masa tanam dan masa panen petani di wilayah kerjanya masing-masing" ujar salah seorang anggota Pokja yang bertugas menerima pendaftaran produk peserta.
Direktur Perusda Pertanian Siswanto Hutasoit yang juga bagian Tim Pokja III ketika dikonfirmasi media ini tentang kemampuan bisnis yang diembannya untuk memberhasilkan pasar lelang ini mengatakan, "Perusda Pertanian sebagai unit bisnis turut mengemban tanggungjawab untuk melindungi petani, kita dimungkinkan untuk melakukan pembelian produk cabai merah ini, namun tetap kita berikan kesempatan pertama kepada para pedagang selaku pelaku pasar untuk melakukan penawaran."
"Pertimbangan lain bagi Perusda Pertanian, saat ini kita belum memiliki perangkat penyimpanan produk, sehingga kita belum berani membeli dan menahan produk cabai merah ini hingga diperoleh harga yang lebih tinggi. Kita berharap pada tahun 2017 dan paling lambat tahun 2018 Perusda Pertanian sudah memiliki unit penyimpan dan sarana transportasi yang dilengkapi sarana pendingin yang dapat digunakan untuk mengambil langsung produk ke petani" , ujar Siswanto Hutasoit lebih lanjut.
Pasar lelang kali ini tidak dihadiri seluruh koordinator Pokja, yang turut hanya Kadis Pertanian dan Perkebunan Ir. Tony Simangunsong, M.Si dan Direktur Perusda Siswanto Hutasoit beserta para anggota Pokja lainnya.
Photo liputan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar