Senin, 9 Mei 2016. Pasar lelang Taput dengan Kelompok Kerja (Pokja) pelelangan kembali gelar pasar lelang untuk komoditi Cabai Merah di pasar Siborongborong.
Faktor hari penghujan belakangan ini di bumi Tapanuli Utara selain disyukuri oleh semua orang khususnya bagi petani yang sedang masa pertanaman, juga disesali oleh para petani Cabai Merah yang siap untuk panen. Tingginya curah hujan dan turunnya hujan berulang ulang didalam satu hari memaksa para petani Cabai untuk menahan diri memanen cabai di ladang masing-masing. Dikhawatirkan akan berdampak buruk pada produksi cabai dan akhirnya akan mempengaruhi ketahanan ekonomi petani Cabai.
Hari ini pasar lelang sedikit lesu, disebabkan komoditi cabai yang dipasok petani ke pasar lelang tidak sampai 1 (satu) Ton, hanya sebanyak 875 Kg saja. Menurut para petani pemasok, mereka tersendat akibat turunnya hujan, khawatir apabila dipanen akan berakibat kepada turunnya kualitas dan harga Cabai.
Selain faktor volume komoditi yang masuk, turut mempengaruhi kelesuan pasar lelang adalah tidak hadirnya para pedagang pembeli sebagaimana pada lelang sebelumnya, yang sementara ditenggarai akibat tingginya range perubahan harga pasar setiap jam-nya di berbagai pasar di berbagai Kabupaten/Kota dan Propinsi.
"Kita menduga para pedagang pembeli menahan diri untuk melakukan pebelian di pasar kita kali ini, karena fluktuasi harga pasar Cabai Merah saat ini di berbagai pasar di berbagai Kabupaten/Kota dan Propinsi agar ekstrim. Dalam satu hari terjadi perubahan harga yang sangat signifikan, bisa selisih naik dan turun hingga Rp 10.000," terang Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Rosdiana, dan diiyakan oleh Pokja III.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Rosdiana kepada media ini menjelaskan, "hari ini setelah memperhatikan beberapa pasar di Sumatera Utara, kita menetapkan harga dasar lelang sebesar Rp 27.000 per-Kg. Harga ini lebih tinggi dari minggu yang lalu, namun masih dalam range harga di beberapa kabupaten/kota," terang Rosdiana.
Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu kepada media ini menjelaskan, "produksi Cabai di Taput saat ini masih tinggi sesuai dengan luasan pertanaman yang telah panen, dan akan tetap tinggi hingga akhir tahun ini sesuai dengan sebaran pertanaman baru oleh petani. Kita dengan mengandalkan tenaga PPL terus berupaya dan melakukan kampanye kepada para petani agar tetap semangat dan serius melakukan pertanaman baru dan kita sosialisakan maksud dan tujuan dilakukannya pasar lelang di Taput yaitu untuk melindungi petani dan pedagang Cabai Merah".
Bank Indonesia Peduli Pasar Lelang Taput
Bank Indonesia-Sibolga kembali hadiri pelaksanaan pasar lelang di Siborongborong dengan menghadirkan Manager Analisi Ekonomi Agni Alan Awirya didampingi Kasi Logistik Bulog Sibolga.
Bank Indonesia menurut Agni Alan Awirya peduli karena peran pasar lelang ini dapat dijadikan sebagai salah satu unsur menjaga stabilitas harga di pasaran.
"Kita, BI, juga hendak mengajak Pemkab Taput untuk melakukan penjaminan atas peredaran uang di tangan masyarakat petani dan pedagang yang terlibat di pasar lelang ini, dengan menghindari transaksi secara tunai, karena resiko tinggi. Harapan kami, pasar lelang ini ke depan akan bersedia menggunakan jasa perbankan dengan e-Banking," ajak Manager Analisi Ekonomi BI Sibolga Agni Alan Awirya.
"BI Sibolga bersama-sama dengan bank bank yang beroperasi di Taput bersedia memfasilitasi aplikasi e-banking yang mendukung pasar lelang ini," ujar Agni Alan Awirya mengakhiri.
Hadir dalam pasar lelang kali ini diantaranya Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Rosdiana, Kadis Pertanian dan Perkebunan Toni Simangunsong, Kadis Perikanan dan Peternakan Longgos Pandiangan, Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Alexander Ganda Parulian Gultom, Ka BP4K Sondang E.Y. Pasaribu, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak, para anggota Pokja lannya bersama PPL wilayah Siborongborong/Pagaran/Muara.
Photo liputan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar