Senin 30 Mei 2016. Pasar Lelang Hasil Pertanian Taput di Siborongborong menunjukkan trend penurunan produksi hasil pertanian Cabai Merah.
Penurunan lelang tampak dari jumlah produksi yang dilelangkan hanya dikisaran 652,5 Kg dengan harga dasar sebesar Rp 18.000 dan harga jual terendah sebesar Rp.22.000 dan tertinggi Rp.22.500.
Penurunan lelang tampak dari jumlah produksi yang dilelangkan hanya dikisaran 652,5 Kg dengan harga dasar sebesar Rp 18.000 dan harga jual terendah sebesar Rp.22.000 dan tertinggi Rp.22.500.
Merunut kepada lelang sebelumnya pada 16 Mei 2016 dilelang sebanyak 1.154 Kg dan 23 Mei 2016 sebanyak 924,50 Kg menggambarkan menurunnya produksi hasil pertanian, yang oleh Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu diterangkan kepada media ini diakibatkan beberapa faktor, diantaranya. "Pertama setelah beberapa bulan produksi dan puncaknya pada April 2016 dengan total produksi sebanyak 7.145 Kg (berat kotor) akan menurun kemudian, dan akhirnya akan digantikan periode pertanaman baru oleh petani Cabai. Kedua faktor cuaca atau curah hujan yang tinggi di seluruh wilayah Taput berakibat kepada banyak cabai tidak sempat dipanen atau jika pun dipanen akan berakibat kepada penurunan kualitas cabai artinya petani tidak membawa ke pasar lelang. Ketiga dua minggu terakhir ini hampir seluruh wilayah Taput sedang melakukan panen padi sawah, artinya petani turun ke sawah untuk panen yag berakibat kepada berkurangnya waktu bagi petani untuk melakukan panen cabai merah di ladang," ujar Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu.
Menyoal kembali peran para Penyuluh (PPL) di lapangan yang mungkin kurang gencar bersosialisasi kepada para petani, dimana masih didapati petani yang menjual langsung produksi pertaniannya (Cabai merah) kepada agen atau pedagang besar diluar mekanisme pasar lelang yang mengakibatkan berkurangnya pasokan ke pasar lelang ditampik oleh Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu.
"Peran PPL kita di lapangan sudah kita optiimalkan, PPL telah kita bekali dalam rapat teknis untuk semakin serius memberikan penyuluhan dan bersosialisasi kepada para petani. Juga melakukan pendataan atas masa tanam dan masa panen Cabai merah di wilayah tugas masing-masing, sehingga BP4K dapat memastikan ketersediaan produksi di setiap wilayah tugas PPL". terang Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu.
"Terkait masih adanya petani yang menjual langsung kepada agen atau pedagang besar, kita selaku Pemerintah tidak mungkin melakukan pelarangan, yang bisa kita lakukan hanya menghimbau agar petani menjual produknya melalui pasar lelang. Namun begitu, kita sangat mengharapkan bantuan tak terhingga dari Dinas Pasar dan Satpol PP Taput, agar melakukan monitoring dan menghentikan pelaku kegiatan transaksi di luar mekanisme pasar sepanjang tidak menyalahi aturan, beberapa kali kita amati, sebelum petani tiba di pasar, dalam perjalanan, para agen telah meminang petani dan melakukan transaksi," ujar Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu.
Sejalan dengan Kepala BP4K, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Tony Simangunsong bersama dengan Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Longgos Pandiangan, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak kepada media ini menjelaskan peran ketiga instansi selama ini di tengah-tengah para petani.
"Kita selama ini, lebih kurang dua tahun, telah dengan gencar-gencarnya memberikan penyuluhan kepada para petani, bagaimana melakukan pertanian yang baik, terstandarisasi, kita berikan penyuluhan tata cara pembuatan atau pengolahan pakan ternak, pupuk organik, sehingga kita yakin para petani sudah semakin berkurang ketergantungannya kepada penggunaan pupuk kimia, itu artinya biaya produksi sudah berkurang, kualitas panen semakin baik," sebut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Tony Simangunsong.
"Penurunan jumlah produksi Cabai merah saat ini murni karena masa produksi Cabai sudah menurun, namun begitu kegiatan pertanaman baru sedang marak saat ini. Dari kondisi lapangan diperkirakan akhir Juni 2016 ini petani Cabai sudah akan mulai panen lagi, kita yakin pasar lelang ini akan tetap menggeliat, mampu bertahan, petani akan semakin percaya kepada proses lelang," ujar Kakan Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak.
Amatan media ini bahwa Bank Indonesia dan bank lainnya yang beroperasi di Taput termasuk BULOG semenjak dimulainya pasar lelang Cabai Merah di Taput ini telah beberapa kali melakukan peninjauan pelaksanaan lelang.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Rosdiana Manurung yang selalu setia hadir setiap pelaksanaan pasar lelang setiap hari Senin setiap minggunya menjelaskan, "Bank Indonesia memang mempunyai kepentingan dalam pasar lelang ini. Pertama pasar lelang diharapkan sebagai penyeimbang harga dan sebagai salah satu variabel dalam perhitungan inflasi, kestabilan harga di pasar lelang akan sangat membantu dalam pengendalian angka inflasi. Kedua, Bank sedang mengamati kemungkinan perlakuan mekanisme bank dalam transaksi pasar lelang ini, bagaimana agar petani dan pedagang pembeli melakukan transaksi non-tunai, selain kemudahan juga menjamin kenyamanan bagi para pelaku dengan tanpa uang tunai".
Tersendiri Direktur Perusda Pertanian Taput Siswanto kepada media ini mengatakan, "Perusda Pertanian masih belum mampu secara penuh melakukan penetrasi pasar Cabai Merah, sebelum kita memiliki perangkat pendingin, selama itu juga Perusda akan tampak lemah, karena Perusda tidak akan berani melakukan pembelian besar-besaran produksi Cabai merah dari petani di pasar lelang ini. Harapan kita, Pemkab dapat segera menyediakannya".
Menyoal kembali peran para Penyuluh (PPL) di lapangan yang mungkin kurang gencar bersosialisasi kepada para petani, dimana masih didapati petani yang menjual langsung produksi pertaniannya (Cabai merah) kepada agen atau pedagang besar diluar mekanisme pasar lelang yang mengakibatkan berkurangnya pasokan ke pasar lelang ditampik oleh Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu.
"Peran PPL kita di lapangan sudah kita optiimalkan, PPL telah kita bekali dalam rapat teknis untuk semakin serius memberikan penyuluhan dan bersosialisasi kepada para petani. Juga melakukan pendataan atas masa tanam dan masa panen Cabai merah di wilayah tugas masing-masing, sehingga BP4K dapat memastikan ketersediaan produksi di setiap wilayah tugas PPL". terang Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu.
"Terkait masih adanya petani yang menjual langsung kepada agen atau pedagang besar, kita selaku Pemerintah tidak mungkin melakukan pelarangan, yang bisa kita lakukan hanya menghimbau agar petani menjual produknya melalui pasar lelang. Namun begitu, kita sangat mengharapkan bantuan tak terhingga dari Dinas Pasar dan Satpol PP Taput, agar melakukan monitoring dan menghentikan pelaku kegiatan transaksi di luar mekanisme pasar sepanjang tidak menyalahi aturan, beberapa kali kita amati, sebelum petani tiba di pasar, dalam perjalanan, para agen telah meminang petani dan melakukan transaksi," ujar Kepala BP4K Sondang E.Y. Pasaribu.
Sejalan dengan Kepala BP4K, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Tony Simangunsong bersama dengan Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Longgos Pandiangan, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak kepada media ini menjelaskan peran ketiga instansi selama ini di tengah-tengah para petani.
"Kita selama ini, lebih kurang dua tahun, telah dengan gencar-gencarnya memberikan penyuluhan kepada para petani, bagaimana melakukan pertanian yang baik, terstandarisasi, kita berikan penyuluhan tata cara pembuatan atau pengolahan pakan ternak, pupuk organik, sehingga kita yakin para petani sudah semakin berkurang ketergantungannya kepada penggunaan pupuk kimia, itu artinya biaya produksi sudah berkurang, kualitas panen semakin baik," sebut Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Tony Simangunsong.
"Penurunan jumlah produksi Cabai merah saat ini murni karena masa produksi Cabai sudah menurun, namun begitu kegiatan pertanaman baru sedang marak saat ini. Dari kondisi lapangan diperkirakan akhir Juni 2016 ini petani Cabai sudah akan mulai panen lagi, kita yakin pasar lelang ini akan tetap menggeliat, mampu bertahan, petani akan semakin percaya kepada proses lelang," ujar Kakan Ketahanan Pangan Sofian Simanjuntak.
Amatan media ini bahwa Bank Indonesia dan bank lainnya yang beroperasi di Taput termasuk BULOG semenjak dimulainya pasar lelang Cabai Merah di Taput ini telah beberapa kali melakukan peninjauan pelaksanaan lelang.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Rosdiana Manurung yang selalu setia hadir setiap pelaksanaan pasar lelang setiap hari Senin setiap minggunya menjelaskan, "Bank Indonesia memang mempunyai kepentingan dalam pasar lelang ini. Pertama pasar lelang diharapkan sebagai penyeimbang harga dan sebagai salah satu variabel dalam perhitungan inflasi, kestabilan harga di pasar lelang akan sangat membantu dalam pengendalian angka inflasi. Kedua, Bank sedang mengamati kemungkinan perlakuan mekanisme bank dalam transaksi pasar lelang ini, bagaimana agar petani dan pedagang pembeli melakukan transaksi non-tunai, selain kemudahan juga menjamin kenyamanan bagi para pelaku dengan tanpa uang tunai".
Tersendiri Direktur Perusda Pertanian Taput Siswanto kepada media ini mengatakan, "Perusda Pertanian masih belum mampu secara penuh melakukan penetrasi pasar Cabai Merah, sebelum kita memiliki perangkat pendingin, selama itu juga Perusda akan tampak lemah, karena Perusda tidak akan berani melakukan pembelian besar-besaran produksi Cabai merah dari petani di pasar lelang ini. Harapan kita, Pemkab dapat segera menyediakannya".
Berikut tabel produksi dan nilai jual cabai di Pasar Lelang Taput di Siborongborong
14 Maret 2016 hingga 30 Mei 2016
No | Tanggal | Berat Kotor | Pengurangan | Berat Bersih | Harga Dasar | Harga Terendah | Harga Tertinggi | Nilai Lelang |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | 14-Mar-16 | 513,00 | 13,00 | 500,00 | 32.000,00 | 35.000,00 | 38.000,00 | 18.403.000,00 |
2 | 21-Mar-16 | 2.151,50 | 44,50 | 2.107,00 | 29.000,00 | 33.300,00 | 35.000,00 | 71.163.000,00 |
3 | 28-Mar-16 | 2.517,00 | 61,00 | 2.456,00 | 24.000,00 | 29.000,00 | 29.000,00 | 71.224.000,00 |
Jlh Mar | 5.181,50 | 118,50 | 5.063,00 | 160.790.000,00 | ||||
4 | 04-Apr-16 | 2.264,00 | 51,00 | 2.213,00 | 18.000,00 | 25.500,00 | 27.500,00 | 43.804.850,00 |
5 | 11-Apr-16 | 1.287,50 | 30,50 | 1.257,00 | 16.000,00 | 17.800,00 | 19.500,00 | 22.845.650,00 |
6 | 18-Apr-16 | 1.652,00 | 33,00 | 1.619,00 | 14.000,00 | 16.000,00 | 21.500,00 | 32.907.300,00 |
7 | 25-Apr-16 | 1.941,50 | 42,50 | 1.899,00 | 16.000,00 | 18.500,00 | 19.700,00 | 36.449.550,00 |
Jlh Apr | 7.145,00 | 157,00 | 6.988,00 | 136.007.350,00 | ||||
8 | 02-Mei-16 | 1.149,00 | 31,00 | 1.118,00 | 18.000,00 | 18.000,00 | 20.750,00 | 21.856.125,00 |
9 | 09-Mei-16 | 896,50 | 21,50 | 875,00 | 27.000,00 | 27.100,00 | 27.200,00 | 23.756.850,00 |
10 | 16-Mei-16 | 1.179,00 | 25,00 | 1.154,00 | 22.000,00 | 22.600,00 | 23.000,00 | 26.458.000,00 |
11 | 23-Mei-16 | 943,50 | 19,00 | 924,50 | 18.000,00 | 18.800,00 | 20.500,00 | 18.691.900,00 |
12 | 30-Mei-16 | 665,50 | 13,00 | 652,50 | 18.000,00 | 22.000,00 | 22.500,00 | 14.509.400,00 |
Jlh Mei | 4.833,50 | 109,50 | 4.724,00 | 105.272.275,00 | ||||
JUMLAH | 17.160,00 | 385,00 | 16.775,00 | 16.000,00 | 38.000,00 | 402.069.625,00 |
Photo liputan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar