Jumat-Sabtu, 13-14 Mei 2016, Bupati Taput bersama dengan SKP Taput melakukan peninjauan pembukaan jalan ke Desa Pertengahan Kecamatan Parmonangan, guna mengetahui dan melihat secara langsung kondisi riil badan jalan ke dan dari Pertengahan melalui ibukota Kecamatan Parmonangan di Desa Manalu hingga ke Desa paling ujung ke Hajoran Desa Manalu Purba yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pasaribu Tobing Kabupaten Tapanuli Tengah.
Perjalanan panjang dari Tarutung-Desa Manalu +/- 48 Km dan +/- 32 Km dari Manalu-Dusun Simarsa(ha)laon Desa Pertengahan membawa seluruh rombongan, baik tim pelayanan yang sudah lebih dahulu memasuki Desa Pertengahan sehari sebelumnya maupun rombongan Bupati yang menyusul kemudian kepada suasana mencekam setelah merasakan guncangan hebat kenderaan dari Desa Manalu ke Dusun Sidondamon. Jalan yang sempit, hanya muat satu unit roda empat, sebahagian dengan rabat beton dan sebahagian tanah liat serta di bahagian kiri atau kanan menganga jurang terjal dan dalam, para peserta diguncang dan histeris dalam hati. "Ini jalan kematian. Entah bagaimana penduduk desa ini melewati semua ini selama ini, 70 tahun Indonesia merdeka, mereka terbelenggu dalam ketidakberdayaan. Hidup dalam mimpi dan impian," cerita salah seorang peserta, ibu, yang diberi tugas oleh instansinya untuk melakukan pelayanan di Dusun Simarsalaon, sambil berulang kali menghela nafas panjang, ketika berbincang dengan media ini.
Sehari sebelumnya telah berangkat tim pelayanan bidang pertanian terdiri dari tim SKPD Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Perikanan dan Peternakan, BaP4K, Kantor Ketahanan Pangan juga tim Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk pelayanan administrasi kependudukan (tim ini melakukan pelayanan di dua tempat, masing-masing di Dusun Simarsalaon dan di Dusun Hajoran), Tim Kesehatan, tim Pelayanan KB.
Memasuki Dusun Sidondamon rombongan Bupati dihadang oleh siswa SD Negeri Sidondamon dan PAUD Sidondamon Desa Pertengahan dengan membawa Bupati beserta rombongan melihat fasilitas sekolah yang ada sambil menyanyikan lagu selamat datang kepada Bupati. "Mohon diberi fasilitas ke sekolah kami, Pak. Kami belum memiliki Kepala Sekolah yang depenitif hingga saat ini" lapor para Guru SD Sidondamon.
Setelah berbincang beberapa saat dengan para siswa, dan memberkan semangat untuk semakin bergiat belajar, Bupati bersama rombongan melanjutkan perjalanan ke Dusun Simarsa(ha)laon dengan menaiki kenderaan roda dua, dan sebahagian lagi tetap menggunakan roda empat (gardang dua).
Bak pemotor ulung, Bupati Drs. Nikson Nababan bersama dengan yang lainnya mengendarai motornya secara perlahan menapaki jalan tanah liat dan licin, beberapa kali tampak Bupati hampir terjerembab begitupun rombongan lainnya, termasuk yang berjalan kaki. Sementara rombongan yang menggunakan roda empat tanpa terkecuali hampir menabrak tebing dan bahkan ban mobil beberapa kali menggantung di atas jurang yang dalam, yang dengan sigap masih dapat dikendalikan semua peserta, gotong royong, saling menolong dan menopang yang kesulitan.
Ketiadaan sarana komunikasi khusus karena tidak adanya signal jaringan selular menjadi momok yang mengkhawatirkan bagi setiap orang, membawa setiap orang kepada keadaan bersikap menunggu bagi setiap orang lainnya di belakang masing-masing. Tidak seorangpun yang mengambil sikap mendahului selain hanya saling menjaga bagi keselamatan orang lain.
Hujan yang mengguyur semenjak melangkah dari Dusun Sidondamon hingga Dusun Simarsa(ha)laon selain menambah licinnya jalanan yang dilewati, bahkan menyebabkan beberapa orang harus jatuh bangun karena tergelincir, tidak menyurutkan langkah untuk tiba di tujuan. Akhirnya dengan susah payah dan dengan kehati-hatian yang tinggi, kenderaan roda empat, roda dua dan pejalan kaki tiba dengan selamat di Dusun Simarsa(ha)laon disambut hangat dan gembira oleh Kepala Desa Pertengahan Marto Manalu bersama penduduk yang semenjak siang telah menunggu dengan harap-harap cemas sebagaimana diutarakan oleh Kepala Desa.
“Kami tidak nyangka Bapak akan sampai di kampung kami ini dengan kondisi hujan deras seperti ini. Jalan yang bapak lalui pasti sangat sulit karena hujan, kami berpikir Bapak tidak akan jadi ke kampung kami ini. Terimakasih bapak Bupati,” ujar Kepala Desa Pertengahan Marto Manalu dengan penuh haru.
Setelah tiba di Dusun Simarsa(ha)laon, masing-masing peserta segera mengeringkan tubuh dengan mandi baik di rumah penduduk maupun di pancuran yang berdekatan dengan rumah penduduk, selanjutnya makan malam bersama penduduk.
Sebelum makan malam bersama dilakukan kegiatan penyambutan oleh masyarakat kepada Bupati dan rombongan. Seterusnya Bupati menerima berbagai usulan atau permohonan yang diperlukan Desa, baik keperluan pembangunan Desa, keperluan pembangunan pendidikan, Kesehatan, Pertanian/perkebunan, dan lainnya. Sementara Bupati menanggapi semua permohonan tersebut, dengan keyakinan penuh, menjanjikan akan memenuhinya dengan tuntas, walau dengan cara bertahap. Secara khusus Bupati menyerahkan bantuan kepada siswa SD Sidondamon dan SD Simarsalaon berupa sepatu sekolah serta buku tulis dan alat oleh raga, termasuk kepada Karang Taruna Desa Pertengahan yang diterima dengan senyum oleh semua pihak.
Hingga larut malam, beberapa atraksi hiburan dipersembahkan oleh siswa SD, Remaja, dan Pemuda termasuk oleh Camat Parmonangan guna menghibur seluruh yang hadir dalam kunjungan Bupati ini.
Pagi hari berikutnya, Bupati setelah berbincang-bincang dengan masyarakat, bersama dengan beberapa peserta bergerak menuju sampuran Simindor. Untuk sampai di sampuran atau air terjun Simindor ini dibutuhkan nyali seorang pemanjat tebing, karena jalur yang dapat diambil untuk tiba di sampuran sangat terjal/curam, dengan mengandalkan akar-akar rumput yang ada di sekitar jalur yang biasanya digunakan oleh penduduk untuk turun ke sampuran ini. Sebahagian dari peserta akhirnya membatalkan niat untuk tiba di sampuran, setelah melewati setengah perjalanan, khawatir dan was was yang tinggi, akhirnya memutuskan kembali ke atas untuk bergabung kembali dengan yang tidak ikut serta. Sementara Bupati Nikson Nababan bersama beberapa lainnya yang memang memiliki tekad baja, akhirnya berhasil turun dan tiba di sampuran serta mengabadikannya dengan berphoto selfi. Semua peserta dengan degup jantung yang mengencang dan tarikan nafas yang semakin satu-satu akhirnrya berhasil naik ke dusun dan bergabung kembali dengan semua rombongan untuk selanjutnya makan bersama dengan penduduk dan melanjutkan perjalanan ke Dusun Tumus.
Perjalanan dari Simarsa(ha)laon ke Dusun Tumus lebih dekat dibandingkan perjalanan dari Sidondamon ke Simarsa(ha)laon, namun menjadi berat mengingat jalur yang ada adalah jalur setapak yang biasa dilalui petani/pekebun ke perladangan di tengah rimba. Hutan lebat sepanjang jalan dengan beragam tumbuhan dan pohon yang tidak dapat dipeluk oleh satu orang menambah kharisma perjalanan, ditambah dengan suara-suara hewan hutan yang saling bersahut-sahutan menjadi musik pengiring bagi setiap orang peserta. Jalanan licin dan terjal/curam harus dilalui rombongan, termasuk melewati badan sungai Aek Sibundong. Beruntung rombongan tiba di sungai Aek Sibundong sebelum hujan turun, sehingga dengan mudah dapat dilewati rombongan, baik pejalan kaki maupun yang mempergunakan roda dua (Bupati bersama beberapa orang lainnya mempergunakan roda dua menjelajah jalan yang akan dibuka ini). Banyak peserta baik pejalan kaki pun pengguna roda dua yang harus jatuh bangun dibanyak sisi jalan yang dilalui. Beruntung bagi seluruh peserta, dibawah teriknya matahari diawal keberangkatan dari Dusun Simarsa(ha)laon memaksa peserta untuk mengkonsumsi banyak air minum, dan menghantar seluruh peserta mengkonsumsi air alami dari pegunungan ini secara langsung untuk terhindar dari kehausan dan dehidrasi yang meungkin menyerang apabila kekurangan cairan. Lebih beruntung lagi, ketika telah melewati 3 (tiga) Km ke arah Tumus akhirnya hujan lebat turun mengiringi seluruh peserta. yang membawa kesegaran dan semangat baru dan energi baru. Sepanjang perjalanan ini terdengar sorak yang bersahut-sahutan sebagai metoda untuk membuang kelelahan dan mengambil tenaga baru. Jarak 8 (delapan) Km dari Simarsa(ha)laon ke Tumus dan sudah dubuka sejauh 5 (lima) Km dari Tumus menuju Simarsa(ha)laon dilalui dengan tuntas oleh rombongan dengan range waktu diantara 4 hingga 6 jam. Waktu yang sedemikian lama dengan jalanan tanah liat dan licin, disertai terpaan hujan lebat, sangat melelahkan bagi setiap orang dalam rombongan, namun penuh makna untuk semangat membangun Tapanuli Utara yang lebih baik, lebih sejahtera di masa depan.
Kembali ke Tarutung dari Dusun Simarsalaon, rombongan terbagi dua, sebahagian besar melanjutkan perjalanan melalui Tumus - Hajoran - Sorkam - Sibolga. Sebahagian kecil khususnya dengan kenderaan roda empat, memutar haluan kembali ke jalur Simarsa(ha)laon - Sidondamon - Parmonangan - Tarutung. Catatan informasi dari rombongan yang memutar haluan, mereka terjebak di Dusun Sidondamon tidak dapat menembus jalan, sebahagian kembali ke Simarsa(ha)laon untuk istirahat dan dapat melanjutkan perjalananan pagi harinya, sebahagian lainnya mencoba memaksa diri di tengah dinginnya malam dan terpaan hujan lebat serta licinnya jalan yang akan dilalui. Semua rombongan ini tiba di Tarutung dengan waktu yang berbeda-beda dan dihiasi isak tangis sebahagian ibu-ibu yang merasa haru bisa kembali dan tiba di rumah dengan sehat tanpa kekurangan sesuatu.
Bupati Taput Drs. Nikson Nababan dalam perjalanan pulang ke Tarutung mengatakan tekadnya untuk memenuhi janji politiknya kepada masyarakat Parmonangan, khususnya bagi masyarakat di Dusun Tumus dan Dusun Simarsalaon, menghubungkan kedua dusun ini ke ibukota Kecamatan Parmonangan.
Ketiadaan sarana komunikasi khusus karena tidak adanya signal jaringan selular menjadi momok yang mengkhawatirkan bagi setiap orang, membawa setiap orang kepada keadaan bersikap menunggu bagi setiap orang lainnya di belakang masing-masing. Tidak seorangpun yang mengambil sikap mendahului selain hanya saling menjaga bagi keselamatan orang lain.
Hujan yang mengguyur semenjak melangkah dari Dusun Sidondamon hingga Dusun Simarsa(ha)laon selain menambah licinnya jalanan yang dilewati, bahkan menyebabkan beberapa orang harus jatuh bangun karena tergelincir, tidak menyurutkan langkah untuk tiba di tujuan. Akhirnya dengan susah payah dan dengan kehati-hatian yang tinggi, kenderaan roda empat, roda dua dan pejalan kaki tiba dengan selamat di Dusun Simarsa(ha)laon disambut hangat dan gembira oleh Kepala Desa Pertengahan Marto Manalu bersama penduduk yang semenjak siang telah menunggu dengan harap-harap cemas sebagaimana diutarakan oleh Kepala Desa.
“Kami tidak nyangka Bapak akan sampai di kampung kami ini dengan kondisi hujan deras seperti ini. Jalan yang bapak lalui pasti sangat sulit karena hujan, kami berpikir Bapak tidak akan jadi ke kampung kami ini. Terimakasih bapak Bupati,” ujar Kepala Desa Pertengahan Marto Manalu dengan penuh haru.
Setelah tiba di Dusun Simarsa(ha)laon, masing-masing peserta segera mengeringkan tubuh dengan mandi baik di rumah penduduk maupun di pancuran yang berdekatan dengan rumah penduduk, selanjutnya makan malam bersama penduduk.
Sebelum makan malam bersama dilakukan kegiatan penyambutan oleh masyarakat kepada Bupati dan rombongan. Seterusnya Bupati menerima berbagai usulan atau permohonan yang diperlukan Desa, baik keperluan pembangunan Desa, keperluan pembangunan pendidikan, Kesehatan, Pertanian/perkebunan, dan lainnya. Sementara Bupati menanggapi semua permohonan tersebut, dengan keyakinan penuh, menjanjikan akan memenuhinya dengan tuntas, walau dengan cara bertahap. Secara khusus Bupati menyerahkan bantuan kepada siswa SD Sidondamon dan SD Simarsalaon berupa sepatu sekolah serta buku tulis dan alat oleh raga, termasuk kepada Karang Taruna Desa Pertengahan yang diterima dengan senyum oleh semua pihak.
Hingga larut malam, beberapa atraksi hiburan dipersembahkan oleh siswa SD, Remaja, dan Pemuda termasuk oleh Camat Parmonangan guna menghibur seluruh yang hadir dalam kunjungan Bupati ini.
Pagi hari berikutnya, Bupati setelah berbincang-bincang dengan masyarakat, bersama dengan beberapa peserta bergerak menuju sampuran Simindor. Untuk sampai di sampuran atau air terjun Simindor ini dibutuhkan nyali seorang pemanjat tebing, karena jalur yang dapat diambil untuk tiba di sampuran sangat terjal/curam, dengan mengandalkan akar-akar rumput yang ada di sekitar jalur yang biasanya digunakan oleh penduduk untuk turun ke sampuran ini. Sebahagian dari peserta akhirnya membatalkan niat untuk tiba di sampuran, setelah melewati setengah perjalanan, khawatir dan was was yang tinggi, akhirnya memutuskan kembali ke atas untuk bergabung kembali dengan yang tidak ikut serta. Sementara Bupati Nikson Nababan bersama beberapa lainnya yang memang memiliki tekad baja, akhirnya berhasil turun dan tiba di sampuran serta mengabadikannya dengan berphoto selfi. Semua peserta dengan degup jantung yang mengencang dan tarikan nafas yang semakin satu-satu akhirnrya berhasil naik ke dusun dan bergabung kembali dengan semua rombongan untuk selanjutnya makan bersama dengan penduduk dan melanjutkan perjalanan ke Dusun Tumus.
Perjalanan dari Simarsa(ha)laon ke Dusun Tumus lebih dekat dibandingkan perjalanan dari Sidondamon ke Simarsa(ha)laon, namun menjadi berat mengingat jalur yang ada adalah jalur setapak yang biasa dilalui petani/pekebun ke perladangan di tengah rimba. Hutan lebat sepanjang jalan dengan beragam tumbuhan dan pohon yang tidak dapat dipeluk oleh satu orang menambah kharisma perjalanan, ditambah dengan suara-suara hewan hutan yang saling bersahut-sahutan menjadi musik pengiring bagi setiap orang peserta. Jalanan licin dan terjal/curam harus dilalui rombongan, termasuk melewati badan sungai Aek Sibundong. Beruntung rombongan tiba di sungai Aek Sibundong sebelum hujan turun, sehingga dengan mudah dapat dilewati rombongan, baik pejalan kaki maupun yang mempergunakan roda dua (Bupati bersama beberapa orang lainnya mempergunakan roda dua menjelajah jalan yang akan dibuka ini). Banyak peserta baik pejalan kaki pun pengguna roda dua yang harus jatuh bangun dibanyak sisi jalan yang dilalui. Beruntung bagi seluruh peserta, dibawah teriknya matahari diawal keberangkatan dari Dusun Simarsa(ha)laon memaksa peserta untuk mengkonsumsi banyak air minum, dan menghantar seluruh peserta mengkonsumsi air alami dari pegunungan ini secara langsung untuk terhindar dari kehausan dan dehidrasi yang meungkin menyerang apabila kekurangan cairan. Lebih beruntung lagi, ketika telah melewati 3 (tiga) Km ke arah Tumus akhirnya hujan lebat turun mengiringi seluruh peserta. yang membawa kesegaran dan semangat baru dan energi baru. Sepanjang perjalanan ini terdengar sorak yang bersahut-sahutan sebagai metoda untuk membuang kelelahan dan mengambil tenaga baru. Jarak 8 (delapan) Km dari Simarsa(ha)laon ke Tumus dan sudah dubuka sejauh 5 (lima) Km dari Tumus menuju Simarsa(ha)laon dilalui dengan tuntas oleh rombongan dengan range waktu diantara 4 hingga 6 jam. Waktu yang sedemikian lama dengan jalanan tanah liat dan licin, disertai terpaan hujan lebat, sangat melelahkan bagi setiap orang dalam rombongan, namun penuh makna untuk semangat membangun Tapanuli Utara yang lebih baik, lebih sejahtera di masa depan.
Kembali ke Tarutung dari Dusun Simarsalaon, rombongan terbagi dua, sebahagian besar melanjutkan perjalanan melalui Tumus - Hajoran - Sorkam - Sibolga. Sebahagian kecil khususnya dengan kenderaan roda empat, memutar haluan kembali ke jalur Simarsa(ha)laon - Sidondamon - Parmonangan - Tarutung. Catatan informasi dari rombongan yang memutar haluan, mereka terjebak di Dusun Sidondamon tidak dapat menembus jalan, sebahagian kembali ke Simarsa(ha)laon untuk istirahat dan dapat melanjutkan perjalananan pagi harinya, sebahagian lainnya mencoba memaksa diri di tengah dinginnya malam dan terpaan hujan lebat serta licinnya jalan yang akan dilalui. Semua rombongan ini tiba di Tarutung dengan waktu yang berbeda-beda dan dihiasi isak tangis sebahagian ibu-ibu yang merasa haru bisa kembali dan tiba di rumah dengan sehat tanpa kekurangan sesuatu.
Bupati Taput Drs. Nikson Nababan dalam perjalanan pulang ke Tarutung mengatakan tekadnya untuk memenuhi janji politiknya kepada masyarakat Parmonangan, khususnya bagi masyarakat di Dusun Tumus dan Dusun Simarsalaon, menghubungkan kedua dusun ini ke ibukota Kecamatan Parmonangan.
“Perjalanan yang sungguh luar biasa dan menjadi sejarah bagi hidup saya.
Saya berada langsung di tengah-tengah mereka dan merasakan langsung apa
yang mereka rasakan. Dalam hati saya, ini adalah tanggung jawab yang
harus dituntaskan. Harapan mereka untuk bisa menikmati kemajuan sungguh
masih terngiang-ngiang, tatapan mereka yang sangat penuh harap saya
tempatkan di benak saya agar memberi semangat bagi saya untuk segera
merealisasikan itu bagi mereka. Ini tanggung jawab besar, tapi harus
segera saya realisasikan secara bertahap. Mereka harus menikmati
kemajuan, itu tekad dan janji saya,” ujar Bupati Nikson Nababan
Photo kenangan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar