Minggu, 29 Nopember 2015. Persatuan Sepakbola Tapanuli Utara (Perstu) harus merelakan gelar juara Turnamen Sepakbola Danau Toba Cup melayang ke tangan PS. Dairi. Pertandingan final turnamen ini berakhir dengan Skor 3-6 melalui babak adu penalti untuk kemenangan PS. Dairi.
Turnamen yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bekerjasama dengan pemkab. Tobasa dan Yayasan Santosa Porsea ini berlangsung di Lapangan Serbaguna Tarutung dan disaksikan langsung oleh Bupati Tapanuli Utara Drs. Nikson Nababan dan Deputi Kemenpora Drs. Bosar Napitupulu, M.Si.
Kerja keras, semangat juang tinggi dan permainan menyerang yang ditunjukkan para pemain Perstu tidak cukup untuk menghantarkan Perstu merebut piala Danau Toba Cup.
Ketika pertandingan telah memasuki masa akhir babak kedua, Perstu masih memimpin. Namun satu menit menjelang akhir pertambahan waktu babak kedua, sebuah gol dari pemain PS. Dairi Gogi Sihombing (9) berhasil memaksa Perstu untuk melupakan sejenak gelar juara yang sudah diambang mata. Dan harus benar-benar melupakan gelar juara Turnamen Sepakbola Danau Toba Cup tahun 2015 saat babak penalti, babak yang sebagian besar hasilnya dipengaruhi oleh faktor keberuntungan, berakhir.
Jalannya pertandingan.
Peluit panjang telah dibunyikan oleh wasit pertanda pertandingan dimulai, para pemain Perstu segera merangsek ke depan untuk membangun serangan dan hanya menyisakan dua pemain bertahan dibelakang. Kondisi tim dengan pemain bertahan yang ikut membantu serangan menjadi bumerang bagi perstu sebab ketika serangan dapat dipatahkan, pemain depan PS. Dairi tidak mendapat pengawalan yang berarti hingga memudahkan Yoga Sembiring menjebol gawang Perstu. Menit ke-3, PS. Dairi memimpin 0-1.
Perstu kembali membangun serangan, kali ini mereka sudah mengantisipasi serangan balik dengan membuat pertahanan yang lebih rapat. Serangan yang dilancarkan pun lebih terorganisir. Tidak membutuhkan waktu yang lama, menit ke-6 sebuah tendangan keras dari dalam kotak penalti Saut Hutapea berhasilkan menundukkan penjaga gawang PS. Dairi Amos Sinaga dan membuat bola bersarang di gawang PS. Dairi. Skor sama kuat 1-1.
Melihat timnya sering tertekan dan merasa diperlakukan tidak adil oleh wasit, menejer dan pelatih PS. Dairi melakukan tindakan yang kurang sportif dengan memasuki lapangan pertandingan dan memprotes kinerja wasit. Hal ini sangat mengganggu jalannya pertandingan. Hingga membuat pertandingan dihentikan untuk sementara waktu. Panitia pertandingan pun turun tangan untuk menenangkan pelatih dan menejer tersebut. pertandingan pun dilanjutkan. Babak pertama berakhir skor imbang 1-1.
Pertandingan lebih alot memasuki babak kedua. Kedua tim berusaha membangun serangan yang lebih tajam. Jual beli serangan sering terjadi di babak ini. Kiper kedua tim pun tidak bisa santai. Penyelesaian akhir menjadi faktor terpenting dalam laga ini. Pemain sayap belakang Perstu Nicholas (55) menjawab masalah penyelesaian akhir di tubuh Perstu dengan gol yang diciptakan lewat satu serangan yang melibatkan sisi sayap. 13 menit babak kedua berjalan, Perstu berbalik memimpin 2-1.
Unggul jumlah gol tidak membuat punggawa Perstu cepat merasa puas, mereka terus membangun serangan untuk mendapatkan gol tambahan. Begitu juga dengan PS. Dairi, posisi ketinggalan merupakan hal yang memotivasi mereka untuk mencari gol penyeimbang. Pertandingan seru pun tersaji.
Namun seakan tidak rela kalah atau memang merasa dirugikan oleh wasit. Pelatih dan menajer PS. Dairi kembali berbuat hal yang kurang pantas dengan memasuki lapangan dan berteriak-teriak ke arah wasit. Pertandingan kembali terganggu dan terpaksa dihentikan. Namun dengan tenang panitia dapat mengatasi hal tersebut dan pertandingan dilanjutkan.
Hal ini membuat konsentrasi para pemain terutama kesebelasan Perstu terganggu. Ditambah dengan permainan kasar dan provokasi yang dilakonkan pemain-pemain PS. Dairi. 1 kartu merah dan 3 kartu kuning berhasil dikoleksi oleh PS. Dairi. Sebuah tendangan telak ala pemain kungfu dari pemain PS. Dairi Lion Sihombing yang bersarang di perut salah satu punggawa Perstu cukup menjadi satu bukti permainan keras yang dibuat pemain PS. Dairi. Lion Sihombing pun diusir dari lapangan.
Waktu sudah memasuki menit akhir pertambahan waktu babak kedua. Disaat konsentrasi pemain Perstu sudah mulai buyar sejak pertengahan babak kedua, menejer PS. Dairi kembali mendatangi meja panitia untuk mengeluarkan uneg-unegnya dan memang terlihat tidak mau menerima kekalahan. Menejer tersebut tidak menyadari pada waktu bersamaan terjadi kemelut di gawang perstu hingga membuat gol penyeimbang tercipta untuk PS. Dairi. Skor berubah, 2-2. Menejer tersebut pun meninggalkan meja panitia untuk merayakan gol tersebut dengan pemain PS. Dairi. Pluit panjang berbunyi babak kedua berakhir.
Babak penalti pun digelar. Masing-masing tim mengirimkan 5 algojo terbaiknya. Di babak inilah Perstu harus melupakan gelar juara Turnamen Sepakbola Danau Toba Cup. Sebab dengan pikiran yang sudah tidak fokus hanya 1 dari 3 algojo pertama Perstu yang berhasil menyelesaikan tugasnya sedangkan 2 lainnya gagal. Sementara semua algojo PS. Dairi sukses menyarang bola kegawang.
Perstu : Budanso, Kristian, Rixky, Nicolas, Daniel, Rexsky, Ray, Saut, Erwin, Yoga, Noel. (Markus, Franji, Yogi, Lois, Marjoko, Iwan, Wilfran, Rico, Klinton, Suharyono).
PS. Dairi : Amos Sinaga, Syawal Sagala, Lion Sihombing, Glenn Pratama, Wilson Togatorop, Pendi Malau, Eko Op. Sunggu, Chandra Telaumbanua, Alex Sihombing, Yoga Sembiring, Deny Sidabutar. (Aries, ALbert Silalahi, Alves Sihotang, Fernando Simbolon, Krisman Gea, Gogi Sihombing, Benni Butar-butar).
Turnamen yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bekerjasama dengan pemkab. Tobasa dan Yayasan Santosa Porsea ini berlangsung di Lapangan Serbaguna Tarutung dan disaksikan langsung oleh Bupati Tapanuli Utara Drs. Nikson Nababan dan Deputi Kemenpora Drs. Bosar Napitupulu, M.Si.
Kerja keras, semangat juang tinggi dan permainan menyerang yang ditunjukkan para pemain Perstu tidak cukup untuk menghantarkan Perstu merebut piala Danau Toba Cup.
Ketika pertandingan telah memasuki masa akhir babak kedua, Perstu masih memimpin. Namun satu menit menjelang akhir pertambahan waktu babak kedua, sebuah gol dari pemain PS. Dairi Gogi Sihombing (9) berhasil memaksa Perstu untuk melupakan sejenak gelar juara yang sudah diambang mata. Dan harus benar-benar melupakan gelar juara Turnamen Sepakbola Danau Toba Cup tahun 2015 saat babak penalti, babak yang sebagian besar hasilnya dipengaruhi oleh faktor keberuntungan, berakhir.
Jalannya pertandingan.
Peluit panjang telah dibunyikan oleh wasit pertanda pertandingan dimulai, para pemain Perstu segera merangsek ke depan untuk membangun serangan dan hanya menyisakan dua pemain bertahan dibelakang. Kondisi tim dengan pemain bertahan yang ikut membantu serangan menjadi bumerang bagi perstu sebab ketika serangan dapat dipatahkan, pemain depan PS. Dairi tidak mendapat pengawalan yang berarti hingga memudahkan Yoga Sembiring menjebol gawang Perstu. Menit ke-3, PS. Dairi memimpin 0-1.
Perstu kembali membangun serangan, kali ini mereka sudah mengantisipasi serangan balik dengan membuat pertahanan yang lebih rapat. Serangan yang dilancarkan pun lebih terorganisir. Tidak membutuhkan waktu yang lama, menit ke-6 sebuah tendangan keras dari dalam kotak penalti Saut Hutapea berhasilkan menundukkan penjaga gawang PS. Dairi Amos Sinaga dan membuat bola bersarang di gawang PS. Dairi. Skor sama kuat 1-1.
Melihat timnya sering tertekan dan merasa diperlakukan tidak adil oleh wasit, menejer dan pelatih PS. Dairi melakukan tindakan yang kurang sportif dengan memasuki lapangan pertandingan dan memprotes kinerja wasit. Hal ini sangat mengganggu jalannya pertandingan. Hingga membuat pertandingan dihentikan untuk sementara waktu. Panitia pertandingan pun turun tangan untuk menenangkan pelatih dan menejer tersebut. pertandingan pun dilanjutkan. Babak pertama berakhir skor imbang 1-1.
Pertandingan lebih alot memasuki babak kedua. Kedua tim berusaha membangun serangan yang lebih tajam. Jual beli serangan sering terjadi di babak ini. Kiper kedua tim pun tidak bisa santai. Penyelesaian akhir menjadi faktor terpenting dalam laga ini. Pemain sayap belakang Perstu Nicholas (55) menjawab masalah penyelesaian akhir di tubuh Perstu dengan gol yang diciptakan lewat satu serangan yang melibatkan sisi sayap. 13 menit babak kedua berjalan, Perstu berbalik memimpin 2-1.
Unggul jumlah gol tidak membuat punggawa Perstu cepat merasa puas, mereka terus membangun serangan untuk mendapatkan gol tambahan. Begitu juga dengan PS. Dairi, posisi ketinggalan merupakan hal yang memotivasi mereka untuk mencari gol penyeimbang. Pertandingan seru pun tersaji.
Namun seakan tidak rela kalah atau memang merasa dirugikan oleh wasit. Pelatih dan menajer PS. Dairi kembali berbuat hal yang kurang pantas dengan memasuki lapangan dan berteriak-teriak ke arah wasit. Pertandingan kembali terganggu dan terpaksa dihentikan. Namun dengan tenang panitia dapat mengatasi hal tersebut dan pertandingan dilanjutkan.
Hal ini membuat konsentrasi para pemain terutama kesebelasan Perstu terganggu. Ditambah dengan permainan kasar dan provokasi yang dilakonkan pemain-pemain PS. Dairi. 1 kartu merah dan 3 kartu kuning berhasil dikoleksi oleh PS. Dairi. Sebuah tendangan telak ala pemain kungfu dari pemain PS. Dairi Lion Sihombing yang bersarang di perut salah satu punggawa Perstu cukup menjadi satu bukti permainan keras yang dibuat pemain PS. Dairi. Lion Sihombing pun diusir dari lapangan.
Waktu sudah memasuki menit akhir pertambahan waktu babak kedua. Disaat konsentrasi pemain Perstu sudah mulai buyar sejak pertengahan babak kedua, menejer PS. Dairi kembali mendatangi meja panitia untuk mengeluarkan uneg-unegnya dan memang terlihat tidak mau menerima kekalahan. Menejer tersebut tidak menyadari pada waktu bersamaan terjadi kemelut di gawang perstu hingga membuat gol penyeimbang tercipta untuk PS. Dairi. Skor berubah, 2-2. Menejer tersebut pun meninggalkan meja panitia untuk merayakan gol tersebut dengan pemain PS. Dairi. Pluit panjang berbunyi babak kedua berakhir.
Babak penalti pun digelar. Masing-masing tim mengirimkan 5 algojo terbaiknya. Di babak inilah Perstu harus melupakan gelar juara Turnamen Sepakbola Danau Toba Cup. Sebab dengan pikiran yang sudah tidak fokus hanya 1 dari 3 algojo pertama Perstu yang berhasil menyelesaikan tugasnya sedangkan 2 lainnya gagal. Sementara semua algojo PS. Dairi sukses menyarang bola kegawang.
Perstu : Budanso, Kristian, Rixky, Nicolas, Daniel, Rexsky, Ray, Saut, Erwin, Yoga, Noel. (Markus, Franji, Yogi, Lois, Marjoko, Iwan, Wilfran, Rico, Klinton, Suharyono).
PS. Dairi : Amos Sinaga, Syawal Sagala, Lion Sihombing, Glenn Pratama, Wilson Togatorop, Pendi Malau, Eko Op. Sunggu, Chandra Telaumbanua, Alex Sihombing, Yoga Sembiring, Deny Sidabutar. (Aries, ALbert Silalahi, Alves Sihotang, Fernando Simbolon, Krisman Gea, Gogi Sihombing, Benni Butar-butar).
Photo Liputan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar