Mengawali aktifitas hari ini 24 Pebruari 2012, Tim MPLIK bergerak dari Tarutung menuju Kecamatan Pangaribuan menuju Desa Purbatua memasuki kampus SMK 1 Pangaribuan untuk beraktifitas dan interaksi penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang tersedia didalam MCAP dan MPLIK.
Tiba di kampus SMK Negeri 1 Pangaribuan, Tim diterima oleh para PKS dan Guru TIK ibu Riris M. Sigalingging yang telah ditugasi Kepala Sekolah sebelumnya dikarenakan Kepala Sekolah sedang bepergian melaksanakan tugas ke luar sekolah.
Setelah menjelaskan secara singkat metoda pelaksanaan pelayanan kepada guru, setelah MCAP dan MPLIK selesai dipersiapkan, para siswa dimobilisasi dan mulai menjelajah di dunia maya sesuai dengan pikiran masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan pendidikannya.
Dalam perbincangan dengan Ibu Riris M. Sigalingging dijelaskan bahwa manajemen sekolah ini terdiri dari Kepala Sekolah Muara Sinaga, S.Pd, PKS Kurikulum Sartoni Simamora, S.Pd. PKS Kesiswaan Ranto Darwis Batubara, S.P., PKS Hubinmas Drs. Jasman Sinaga dan PKS Saspras Luciana Simanjuntak, S.Pt.
Tiba di kampus SMK Negeri 1 Pangaribuan, Tim diterima oleh para PKS dan Guru TIK ibu Riris M. Sigalingging yang telah ditugasi Kepala Sekolah sebelumnya dikarenakan Kepala Sekolah sedang bepergian melaksanakan tugas ke luar sekolah.
Setelah menjelaskan secara singkat metoda pelaksanaan pelayanan kepada guru, setelah MCAP dan MPLIK selesai dipersiapkan, para siswa dimobilisasi dan mulai menjelajah di dunia maya sesuai dengan pikiran masing-masing yang disesuaikan dengan kebutuhan pendidikannya.
Dalam perbincangan dengan Ibu Riris M. Sigalingging dijelaskan bahwa manajemen sekolah ini terdiri dari Kepala Sekolah Muara Sinaga, S.Pd, PKS Kurikulum Sartoni Simamora, S.Pd. PKS Kesiswaan Ranto Darwis Batubara, S.P., PKS Hubinmas Drs. Jasman Sinaga dan PKS Saspras Luciana Simanjuntak, S.Pt.
Riris M. Sigalingging lebih lanjut menjelaskan kepada media ini, selaku guru TIK di sekolah ini mengalami kesulitan dalam penerapan pelajaran TIK, disebabkan fasilitas pendukung seperti catu daya listrik masih sangat kurang untuk menghandel sebanyak 20 unit komputer yang tersedia di sekolah ini.
Siswa dimobilisasi secara bergilir, sedang siswa lainnya tetap mengikuti proses pembelajaran di kelas masing-masing sesuai dengan jam ajar di hari itu.
Pada pengamatan di lingkungan SMK ini, tampak bahwa berbagai fasilitas keperluan pengkhususan jurusan belum tersedia, sehingga masing-masing jurusan masih mengalami berbagai kendala dalam proses peningkatan mutu bagi para siswa.
Termasuk tingkat kepercayaan masyarakat di Kecamatan Pangaribuan dalam hal mutu pendidikan, seperti tampak dari menurunnya animo lulusan SMP memasuki program pertanian dari tahun 2010/2011 yang sebelumnya dua kelas menjadi satu kelas pada tahun 2011/2012, sebagaimana diakui beberapa guru di SMK ini. Masih menurut guru, hal itu dimungkinkan dengan belum berhasilnya sekolah menunjukkan jati dirinya sebagai unit yang menghasilkan siswa yang handal dibidang pertanian pun peternakan.
Lingkungan SMK
Pada pengamatan di lingkungan SMK ini, tampak bahwa berbagai fasilitas keperluan pengkhususan jurusan belum tersedia, sehingga masing-masing jurusan masih mengalami berbagai kendala dalam proses peningkatan mutu bagi para siswa.
Termasuk tingkat kepercayaan masyarakat di Kecamatan Pangaribuan dalam hal mutu pendidikan, seperti tampak dari menurunnya animo lulusan SMP memasuki program pertanian dari tahun 2010/2011 yang sebelumnya dua kelas menjadi satu kelas pada tahun 2011/2012, sebagaimana diakui beberapa guru di SMK ini. Masih menurut guru, hal itu dimungkinkan dengan belum berhasilnya sekolah menunjukkan jati dirinya sebagai unit yang menghasilkan siswa yang handal dibidang pertanian pun peternakan.
Namun dibalik keterpurukan dimaksud, juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi belum terwujudnya nilai lebih yang diperoleh di SMK ini, seperti belum adanya pagar sekeliling sekolah ini, sehingga banyak pihak yang ingin tahu karya para siswa misalnya jurusan pertanian justru menjai merusak pekerjaan mereka.
Jurusan Pertanian
Jurusan Pertanian di SMK ini memanfaatkan lahan sekeliling kampus ini sebagai lahan praktek siswa jurusan pertanian. Para guru mencoba mengembos para siswa dengan menularkan pengetahuan masing-masing sesuai dengan tuntutan kurikulum yang diadakan untuk kelas pertanian.
Menurut para guru, menjadi kelemahan di lahan praktek para siswa, karena banyak karya siswa pertanian mengalami kerusakan dalam masa pertumbuhannya akibat masyarakat sekitar yang kampus sangat bebas memasuki kampus SMK, sehingga berbagai pertanaman yang dilakukan menjadi rusak sebelum berproduksi, hal mana seharusnya dapat ditanggulangi dengan membuat pagar pengaman sekeliling kampus SMK; Dikhawatirkan siswa tiak dapat memetik hasil produksi terbaik dari pekerjaan praktek mereka, dan jika kondisi ini tetap tidak berubah maka akhirnya kepercayaan para siswa akan kemampuan pengetahuan pertaniannya akan terdegradasi dan mengakibatkan lunturnya kepercayaan masyarakat untuk mempercayakan anak-anak mereka meneruskan pendidikan di SMK Jurusan Pertanian.
Menurut para guru, menjadi kelemahan di lahan praktek para siswa, karena banyak karya siswa pertanian mengalami kerusakan dalam masa pertumbuhannya akibat masyarakat sekitar yang kampus sangat bebas memasuki kampus SMK, sehingga berbagai pertanaman yang dilakukan menjadi rusak sebelum berproduksi, hal mana seharusnya dapat ditanggulangi dengan membuat pagar pengaman sekeliling kampus SMK; Dikhawatirkan siswa tiak dapat memetik hasil produksi terbaik dari pekerjaan praktek mereka, dan jika kondisi ini tetap tidak berubah maka akhirnya kepercayaan para siswa akan kemampuan pengetahuan pertaniannya akan terdegradasi dan mengakibatkan lunturnya kepercayaan masyarakat untuk mempercayakan anak-anak mereka meneruskan pendidikan di SMK Jurusan Pertanian.
Jurusan Peternakan
Siswa jurusan Peternakan pada SMK ini masih belum meyakini bahwa mereka adalah siswa SMK jurusan peternakan. Menurut para siswa, hal itu disebabkan bahwa sampai dengan saat ini, Jurusan Peternakan masih belum memiliki area khusus untuk praktek peternakan.
Seperti pengamatan media ini di lokasi, bahwa untuk proses pembesaran anak ayam saja, terpaksa SMK ini mempergunakan sebuah ruangan yang peruntukannya bukan untuk pembesaran anak ayam, seharusnya untuk ruang belajar atau keperluan praktek lainnya.
Namun sebagaimana diakui oleh para guru pengajar di SMK ini, bahwa kebijakan yang ditempuh oleh manajemen sekolah ini merupakan kebijakan terbaik untuk saat ini, karena untuk praktek pembesaran anak ayam dibutuhkan ruangan yang memiliki kondisi khusus dengan suhu panas yang cukup dan stabil, sehingga penempatan di ruang terbuka dan angin yang kencang bukan pilihan yang terbaik.
Para guru jurusan peternakan di SMK ini sangat mengharapakan perhatian serius dari pemerintah kabupaten melalui Dinas pendidikan maupun kecamatan untuk dapat mengusulkan penambahan fasilitas penunjang pendidikan di SMK ini, sehingga harapan masyarakat secara umum dan siswa pada khususnya mampu menghasilkan lulusan yang terbaik dalam budi daya ternak yang beragam.
Jurusan Otomotif
Tantagan terkini bagi para siswa SMK jurusan Otomotif antara lain kemampuan memproduksi atau merakit otomotif. Terlebih dengan semakin maraknya pemberitaan keberhasilan SMK-SMK yang ada di luar Sumatera dalam merakit berbagai jenis kenderaan roda empat ataupun baang lainnya.
Sebagaimana diakui oleh para siswa jurusan Otomotif di SMK ini, bahwa mereka sangat berkeinginan besar untuk mampu berprestasi sebagaimana telah dicapai oleh SMK lainnya seperti membuat mobil berbagai tipe. Namun masih menurut mereka, harapan itu masih belum dapat terwujudkan, karena jurusan otomotif belum memiliki sarana praktek seperti perbengkelan.
Ketika media ini menanyakan kepada para guru, hal senada diakui oleh mereka bahwa jurusan Otomotif benar belum memiliki unit perbengkelan, sehingga untuk keperluan praktek mereka sangat kewalahan dan tentunya para guru tidak berdaya untuk membangun semangat terbaik para siswa.
Sebagaimana diakui oleh para siswa jurusan Otomotif di SMK ini, bahwa mereka sangat berkeinginan besar untuk mampu berprestasi sebagaimana telah dicapai oleh SMK lainnya seperti membuat mobil berbagai tipe. Namun masih menurut mereka, harapan itu masih belum dapat terwujudkan, karena jurusan otomotif belum memiliki sarana praktek seperti perbengkelan.
Ketika media ini menanyakan kepada para guru, hal senada diakui oleh mereka bahwa jurusan Otomotif benar belum memiliki unit perbengkelan, sehingga untuk keperluan praktek mereka sangat kewalahan dan tentunya para guru tidak berdaya untuk membangun semangat terbaik para siswa.
Diakhir pertemuan dengan para siswa dan guru, sangat diharapkan adanya peningkatan sarana dan prasarana di SMK ini , dan secara khusus diharapkan MCAP dan MPLIK aan berkunjungn kembali ke sekolah mereka, karena dirasakan besar manfaatnya untuk mendukung pengetahuan para siswa.
Photo-photo liputan :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar