Rabu (11/4) sore Pukul 15:38:29 Wib
hampir seluruh warga di Kabupaten Tapanuli Utara terhentak ketika "Raja
Padoha" yang berdiam di "Banua Toru" menghentakkan ekornya yang
mengakibatkan berguncangnya "Banua Tonga" Tapanuli Utara.
Warga berlari serabutan meninggalkan rumah dan ruang kerja masing-masing menyelamatkan diri dari khawatir runtuhnya bangunan.
hentakan
yang berlangsung lebih kurang 3 (tiga) menit ini sangat membekas di
wajah hampir semua warga tanpa terkecuali, namun demikian warga tampak
lega ketika tanah yang dipijak mulai menunjukkan tanda-tanda mereda
secara perlahan.
Lebih kurang lima menit kemudian
BMKG merilis informasi kejadian bencana gempa yang diterima Kabupaten
Tapanuli Utara melalui Sistem Peringatan Dini Bencana Gempa Bumi (WRS)
di Bidang Informatika Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Tapanuli Utara dengan data menunjukkan lokasi berada di 2.31
LU, 92.67 BT dengan Kekuatan 8,9 SR (diralat 8.5 SR) di kedalaman 10 km.
Warga
yang tadinya telah berada di luar rumah dan perkantoran mulai kembali
melakukan aktivitas, namun pada pukul 17:43:11 Wib kembali "Raja Padoha"
menggetarkan bumi Tapanuli Utara dan memaksa semua warga kembali
berhamburan ke halaman rumah/perkantoran mencegah berbagai kemungkinan
yang tak diinginkan. BMKG merilis informasi yang menyatakan pusat gempa
berada di 0.82 LU, 92.42 BT dengan Kekuatan 8,1 SR di kedalaman 24 km.
Salah
seorang warga Tarutung Nai Bernadine yang ditemui Media ini menyatakan
sangat khawatir dengan kejadian ini, terlebih karena anak-anaknya yang
masih Balita ditinggal di rumah sehingga perlu segera dijenguk setelah
kejadian gempa pertama kalinya tadi. Nai Bernadine sambil memeluk
anak-anaknya dengan erat berharap, gempa susulan yang kuat tidak datang
lagi, dan berharap kalopun ada kerusakan, yang minimal serta tidak
merenggut nyawa manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar