"Bersama Membangun dan Mewujudkan Bona Pasogit Tapanuli Utara yang Sejahtera";
Tapanuli Utara Sebagai Lumbung Pangan Dan Lumbung Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas serta Daerah Wisata

Senin, 14 Maret 2016

Simulasi Pasar Lelang Siborongborong Transaksi 509 Kg Cabai Merah

Pokja serahkan hasil transaksi kepada petani
Senin 14 Maret 2016, "Bukan hal mudah melakukan sesuatu yang baru, tetapi impian mungkin dapat diwujudkan". 

Demikian kira-kira pola pikir dan prinsip yang dibangun oleh Kelompok Kerja Pasar Lelang Hasil Pertanian Taput yang pada hari ini melakukan simulasi pelaksanaan pasar lelang di pasar lama Siborongborong Taput sebagai persiapan pengimplementasian pasar lelang pada Senin 21 Maret 2016 yang akan datang.

Seluruh Pokja (I-VI) yang dibentuk Bupati Tapanuli Utara untuk pemberhasilan pasar lelang ini hadir bersama sama di pasar lama Siborongborong untuk melakukan simulasi pelelangan sesuai dengan tugas masing-masing Pokja seraya mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan, tantangan dan hambatan yang mungkin dihadapi ke depan.

Pokja I yang bertugas untuk menyediakan produk pertanian dari petani berhasil menghadirkan petani dengan produk pertanian Cabai Merah sebanyak 509 Kg, Pokja III juga berhasil memperoleh dan menetapkan harga dasar pasar lelang dan menghadirkan beberapa calon pedagang pembeli memungkinkan Pokja II akhirnya berhasil dengan sukses melelang Vabai Merah kepada pedagang P. Simanjuntak.

Tanggapan beragam dari masyarakat pelaku ekonomi di seputaran pasar Siborongborong terkait simulasi yang dilakukan kali ini, tidak terlepas pula dari rencana yang telah digulirkan kepada pasar, akan dilakukannya secara efektif paar lelang mulai Senin 21 Maret 2016 yang akan datang.  Ibu Nababan salah seorang petani Cabai Merah mengatakan "sangat senang dengan akan diberlakukannya pasar lelang, karena ada jaminan dan kepastian harga yang diperoleh tidak akan merugikan petani, petani tidak akan rugi".

Sementara ibu boru Pardede, yang setiap pekannya berperan sebagai pedagang pengumpul produk dari para petani mengeluhkan kepada Pokja, "pemberlakuan pasar lelang dengan menghadirkan produk secara langsung dari petani akan memotong mata rantai pencaharian pengumpul, karena kami selaku pengumpul tidak akan memperoleh produk dari petani dan kami tidak dapat lagi menyediakan produk kepada toke-toke besar"

P. Simanjuntak salah seorang peserta lelang kepada media ini menyebutkan, "harga dasar yang ditetapkan pokja lelang memaksa kami harus menghitung ulang komponen biaya distribusi, karena kami akan memasarkan produk ini keluar Taput, namun kami menyadari bahwa dengan melalui pasar lelang ini rantai pasar diperpendek, kami langsung berhadapan dengan petani di pasar ini, tinggal bagaimana kami mengantisipasi pemasaran selanjutnya, sehingga tidak mengalami kerugian.  Proses tawar menawar menjadi lebih cepat."

Photo liputan :

Tidak ada komentar: