Ilustrasi Zona Gempa |
Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara, termasuk kategori kawasan rawan gempa. Hanya, pengetahuan dan pembekalan dalam mengantisipasi gempa tak kunjung didapat warga.
Warga di Desa Aek Bulu, Kecamatan Pahae Jae, misalnya, tak sekali pun mendapatkan simulasi menghadapi gempa. Hal itu diungkapkan Andriani boru Naibaho kepada Tempo, Ahad 19 Juni 2011. "Ini masih saya rasakan geterannya," kata Andriani dalam percakapan dengan Tempo.Andriani dan warga lainnya kini merasakan trauma dengan lindu terus menguncang domisili mereka sejak Selasa 14 Juni 2011. "Takut dan trauma. Kami juga tak berani tidur di rumah," ujarnya. Sejak Selasa kemarin, Andriani bersama saudaranya berkumpul di rumah mertuanya, Desa Aek Bulu. "Kami masih tidur di tenda depan rumah," katanya.
Andriani menyadari sejak puluhan tahun kawasan tempat tinggal kerap diguncang lindu. "Kalau gempa (kecil) sering," kata Andriani. Sedangkan gempa dengan kekuatan besar, tutur Andriani, terakhir terjadi pada 2004. "Juga pada 1984 dan 20 tahun sebelumnya," ucap Andriani. Menyadari rawan gempa, Andriani meminta pemerintah daerah memasang alat peringatan dini gempa. "Seperti di Jepang itu," ujarnya.
Kepala Badan Penangulangan Bencana Daerah Tapanuli Utara, Tumbur Hutabarat, tak menepis minimnya pembekalan kepada warga soal penanganan gempa. "BPBD Taput baru dibentuk Januari lalu," kata Tumbur. Simulasi, kata Tumbur, telah dilakukan. "Sudah pernah (sekali) pada Mei lalu," kata dia.
Tim survei pemantau gempa dari Badan Meteorologi dan Geofisika, Rifwar Kamin, menegaskan Kabupaten Tapanuli Utara khususnya di Kecamatan Pahae Jae merupakan pusat gempa. "Pusat gempa itu di sini, (desa) Sarulla," katanya.
Sejak dilanda lindu, Selasa lalu, gempa susulan terus berlangsung hingga Ahad. Tim survei mencatat telah 400 kali gempa susulan terjadi. Jumat 17 Juni, kata Rifwar, gempa susulan yang dideteksi alat seismograf digital, sebanyak 76 kali. "Sabtu kemarin mencapai 300 kali, dengan kekuatan terbesar 5,1 skala Richter. Hari ini (Ahad) sampai pukul 13.00 WIB sudah 32 kali terjadi gempa susulan," tutur Rifwar.
(http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2011/06/19/brk,20110619-341784,id.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar